Pengetian, Ciri-Ciri, Syarat Dan Bentuk Makalah Ilmiah
Makalah yaitu salah satu dari jenis karangan yang berisi klarifikasi yang ilmiah. Kini mahasiswa dituntut untuk sanggup menciptakan karangan yang ilmiah, terutama harus sanggup menciptakan makalah ilmiah, lantaran model perkuliahan yang ada sekarang. Banyak mahasiswa atau pelajar yang mencari informasi menyerupai apa makalah yang memenuhi kriteria ilmiah. Mungkin Anda yaitu salah satu yang sedang mencari hal tersebut.
Jika benar, dari pada hanya memberi teladan menyerupai apa makalah ilmiah itu, dan belum tentu kita memahaminya, lebih baik diberikan klarifikasi mengenai apa itu karangan ilmiah sebagaimana yang diajarkan dalam Mata kuliah/Pelajaran Bahasa Indonesia. Berikut ini disadurkan klarifikasi perihal ciri dan jenis karangan Ilmiah dari makalah yang disusun oleh beberapa mahasiswa dari Universitas Gunadarma Depok.
A. Pengertian karangan ilmiah
“Suatu karangan atau goresan pena yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun berdasarkan metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya sanggup dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan karangan ilmiah, antara lain: memberi penjelasan, memberi komentar atau penilaian, memberi saran, memberikan sanggahan, serta mengambarkan hipotesa. Jenis karangan ilmiah, diantaranya makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Kalaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi keempat-empatnya bertolak dari laporan, kemudian diberi komentar dan saran. Perbedaannya hanya terletak pada kekompleksannya.
B. Ciri-ciri Karangan ilmiah
Karangan ilmiah mempunyai beberapa ciri, antara lain:
1. Kejelasan.
Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya sempurna dan jernih.
2. Kelogisan.
Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3. Kelugasan.
Artinya pembicaraan pribadi pada hal yang pokok.
4. Keobjektifan
Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5. Keseksamaan
Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
6. Kesistematisan
Artinya semua yang dikemukakan disusun berdasarkan urutan yang menunjukkan kesinambungan.
7. Ketuntasan.
Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
C. Syarat Karangan Ilmiah
Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiahjika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. penulisannya berdasarkan hasil penelitian;
2. pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta;
3. karangan itu mengandung masalah yang sedang dicari pemecahannya;
4. baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah dipakai metode tertentu;
5. bahasa yang dipakai hendaklah benar, jelas, ringkas, dan sempurna sehingga tidakterbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir (dihindarkan daripenggunaan bahasa yang maknanya bersifat konotasi/ambigu).
Melihat persyaratan di atas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memilikiketrampilan dan pengetahuan dalam bidang :
1. masalah yang diteliti,
2. metode penelitian,
3. teknik penulisan karangan ilmiah,
4. penguasaan bahasa yang baik.
D. Bentuk Karangan Ilmiah
Makalah
Makalah ialah karya tulis ilmiah yang menyajikan masalah atau topik dan dibahas berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.
Jumlah halaman untuk makalan minimal 10 halaman.
Ada dua macam makalah atau kertas kerja:
(a) makalah riset/makalah referensi/makalah perpustakaan
Riset simpel yaitu KTI yang ditulis dengan mencari informasi-informasi yang telah terekam dari mana saja, kemudian diolah kembali dengan analisis, sintesis daninterpretasi yang baru.
Riset orijinal atau orisinil yaitu KTI yang membangun pengetahuan gres dan menjadi informasi gres bagi setiap orang dengan telah mengadakan risetpraktis terlebih dahulu, yang kemudian diikuti dengan pengumpulan data empiris di lapangan. Ada dua macam riset orisinil berdasarkan pendekatannya, yaitu yang berpendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Riset orisinil dengan pendekatan kuantitatif
Ditulis berdasarkan pendekatan deduktif-induktif. Artinya secara deduktif penulis merumuskan dugaan-dugaan sementara atau hipotesis sesudah didukung dengan penelitian praktis, yaitu pada
ketika melaksanakan kajian pustaka. Dugaan sementara itu melibatkan variable-variabel yang sanggup diukur dan dinyatakan dengan angka-angka. Hipotesis itu kemudian diuji dengan empiris dengan
bantuam mekanisme statistik.
Riset orisinil dengan berpendekatan kualitatif
Digunakan terutama untuk memahami masalah sosial atau masalah yang dihadapi umat insan dengan membangun sebuah citra keadaan dengan kompleks dan holistik dalam bentuk cerita. Di dalam kisah itu pandangan responden dilaporkan dengan rinci, demikian pula dengan latar alamiah daerah data diperoleh. KTI riset kualitatif dikembangkan secara induktif. Pandangan responden menjadi komponen yang sangat mayoritas dalam substansi KTI riset kualitatif. Hal ini berbeda dari substansi KTI riset kuantitatif yang dicetuskan dari identifikasi dan rumusan masalah yang dibentuk oleh peneliti.
(b) makalah kritis.
Dalam kajian ilmiah, kritis berarti tindakan untuk menciptakan keputusan yang sanggup memilah-milahkan, menilai, atau menciptakan interpretasi perihal insiden atau sebuah karya dalam dunia seni, sastra, filsafat, sosial, sains dan sebagainya. Tidak jarang makalah kritis yaitu makalah yang kontroversial lantaran makalah kritis itu memberi penilaian atas sebuah karya. Tidak selamanya pencipta karya dan pendukungnya sanggup mendapatkan penilaian yang kurang menyenangkan. Untuk menghindari kontroversi yang tak sehat, penulis perlu jujur secara intelektual; menghindari ungkapan-ungkapan yang emosional; tidak memberikan informasi yang hanya benar sebagian, dan menjaga jalan pikiran dengan teratur.
Kertas kerja
Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif. Jumlah halaman untuk kertas kerja minimal 40 halaman.
Skripsi
Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana. Langsung (observasi lapangan) skripsi tidak pribadi (studi kepustakaan). Jumlah halaman untuk skripsi minimal 60 halaman
Tesis
Tesis ialah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan gres dengan melaksanakan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam daripada skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister. Jumlah halaman untuk Tesis minimal 80 halaman
Disertasi
Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil gres yang sanggup dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor. Jumlah halaman untuk Disertasi minimal 250 halaman.
Perbedaan makalah dan kertas kerja
Makalah bekerjsama sama dengan kertas kerja. Perbedaannya yaitu kertas kerja itu dikerjakan dengan lebih serius dibanding makalah, dan disampaikan di forum-forum ilmiah maupun praktisi yang lebih besar. Makalah lebih banyak ditulis oleh siswa dan mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Biasanya makalah atau kertas kerja ditulis setebal 15 halaman, walaupun ada juga makalah yang setebal 30 halaman. Artikel ilmiah yaitu makalah
atau kertas kerja yang dipublikasikan di jurnal.
Perbedaan Skripsi, Tesis dan Disertasi
Skripsi, tesis dan disertasi yaitu KTI dalam suatu bidang studi yang masing-masing ditulis oleh mahasiswa kegiatan S1, S2 dan S3. Perbedaan ketiganya secara relatif disebabkan oleh kedalaman, keluasan, dan sifat temuan yang lebih orisinil atau kurang asli, serta kekritisan dalam membahas pendapat orang lain.
Temuan pada disertasi dituntut lebih orisinil dibanding temuan pada tesis dan skripsi. Demikian pula, temuan pada tesis dibutuhkan lebih orisinil dibanding temuan pada skripsi. Disertasi dituntut untuk sangat kritis dalam membahas temuan-temuan atau teori-teori yang lain, dan sanggup secara tegas memberikan posisinya ketika membahas dan mengevaluasi temuan-temuan lain sebelumnya.
Disertasi itu biasanya wajib mengemukakan suatu dalil yang sanggup dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dan dengan analisis yang terinci.
Persamaan skripsi, tesis dan disertasi
Skripsi, tesis dan disertasi yaitu KTI yang merupakan riset asli. Skripsi, tesis dan disertasi ditulis dengan terlebih dahulu melaksanakan riset simpel atau kajian kepustakaan. Karena ketiganya merupakan laporan penelitian lapangan dengan cara mengumpulkan data empiris dari lapangan, ketiganya juga merupakan KTI riset asli.
Ragam ilmiah
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan berdasarkan jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Dalam penggunaanya, ragam ilmiah harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.
Adapun ciri-ciri yang terlihat pada ragam ilmiah, antara lain, menyerupai berikut ini:
• Pertama, baku. Struktur bahasa yang dipakai sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
• Kedua, logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah sanggup diterima akal.
Contoh: “Masalah pengembangan website harus kita tingkatkan.”
Ide kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata “masalah’, kurang tepat. Pengembangan website mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila masalahnya kita tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya “Pengembangan website harus kita tingkatkan.”
• Ketiga, kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat sanggup diukur secara pasti.
Perhatikan teladan ini : “Pemegang jabatan tinggi di perusahaan itu “kebanyakan” lulusan Universitas Gunadarma.”
Arti kata kebanyakan relatif, mungkin sanggup 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam goresan pena ilmiah tidak benar menentukan kata “kebanyakan” kalimat di atas sanggup kita benahi menjadi “Pemegang jabatan tinggi di perusahaan itu lima diantaranya yaitu lulusan Universitas Gunadarma.”
• Keempat, tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan pandangan gres yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.
Contoh: “Komputer laboratorium yang sudah rusak itu sedang diperbaiki.”
Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu mungkin komputer, atau mungkin juga laboratorium.
• Kelima, denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang dipakai atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan lantaran sifat ilmu yang objektif.
• Keenam, runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf yaitu seperangkat kalimat yang mengemban satu pandangan gres atau satu pokok bahasan.
Sumber, islamwiki.blogspot.com
Jika benar, dari pada hanya memberi teladan menyerupai apa makalah ilmiah itu, dan belum tentu kita memahaminya, lebih baik diberikan klarifikasi mengenai apa itu karangan ilmiah sebagaimana yang diajarkan dalam Mata kuliah/Pelajaran Bahasa Indonesia. Berikut ini disadurkan klarifikasi perihal ciri dan jenis karangan Ilmiah dari makalah yang disusun oleh beberapa mahasiswa dari Universitas Gunadarma Depok.
A. Pengertian karangan ilmiah
“Suatu karangan atau goresan pena yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun berdasarkan metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya sanggup dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan karangan ilmiah, antara lain: memberi penjelasan, memberi komentar atau penilaian, memberi saran, memberikan sanggahan, serta mengambarkan hipotesa. Jenis karangan ilmiah, diantaranya makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Kalaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi keempat-empatnya bertolak dari laporan, kemudian diberi komentar dan saran. Perbedaannya hanya terletak pada kekompleksannya.
B. Ciri-ciri Karangan ilmiah
Karangan ilmiah mempunyai beberapa ciri, antara lain:
1. Kejelasan.
Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya sempurna dan jernih.
2. Kelogisan.
Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3. Kelugasan.
Artinya pembicaraan pribadi pada hal yang pokok.
4. Keobjektifan
Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5. Keseksamaan
Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
6. Kesistematisan
Artinya semua yang dikemukakan disusun berdasarkan urutan yang menunjukkan kesinambungan.
7. Ketuntasan.
Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
C. Syarat Karangan Ilmiah
Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiahjika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. penulisannya berdasarkan hasil penelitian;
2. pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta;
3. karangan itu mengandung masalah yang sedang dicari pemecahannya;
4. baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah dipakai metode tertentu;
5. bahasa yang dipakai hendaklah benar, jelas, ringkas, dan sempurna sehingga tidakterbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir (dihindarkan daripenggunaan bahasa yang maknanya bersifat konotasi/ambigu).
Melihat persyaratan di atas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memilikiketrampilan dan pengetahuan dalam bidang :
1. masalah yang diteliti,
2. metode penelitian,
3. teknik penulisan karangan ilmiah,
4. penguasaan bahasa yang baik.
D. Bentuk Karangan Ilmiah
Makalah
Makalah ialah karya tulis ilmiah yang menyajikan masalah atau topik dan dibahas berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.
Jumlah halaman untuk makalan minimal 10 halaman.
Ada dua macam makalah atau kertas kerja:
(a) makalah riset/makalah referensi/makalah perpustakaan
Riset simpel yaitu KTI yang ditulis dengan mencari informasi-informasi yang telah terekam dari mana saja, kemudian diolah kembali dengan analisis, sintesis daninterpretasi yang baru.
Riset orijinal atau orisinil yaitu KTI yang membangun pengetahuan gres dan menjadi informasi gres bagi setiap orang dengan telah mengadakan risetpraktis terlebih dahulu, yang kemudian diikuti dengan pengumpulan data empiris di lapangan. Ada dua macam riset orisinil berdasarkan pendekatannya, yaitu yang berpendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Riset orisinil dengan pendekatan kuantitatif
Ditulis berdasarkan pendekatan deduktif-induktif. Artinya secara deduktif penulis merumuskan dugaan-dugaan sementara atau hipotesis sesudah didukung dengan penelitian praktis, yaitu pada
ketika melaksanakan kajian pustaka. Dugaan sementara itu melibatkan variable-variabel yang sanggup diukur dan dinyatakan dengan angka-angka. Hipotesis itu kemudian diuji dengan empiris dengan
bantuam mekanisme statistik.
Riset orisinil dengan berpendekatan kualitatif
Digunakan terutama untuk memahami masalah sosial atau masalah yang dihadapi umat insan dengan membangun sebuah citra keadaan dengan kompleks dan holistik dalam bentuk cerita. Di dalam kisah itu pandangan responden dilaporkan dengan rinci, demikian pula dengan latar alamiah daerah data diperoleh. KTI riset kualitatif dikembangkan secara induktif. Pandangan responden menjadi komponen yang sangat mayoritas dalam substansi KTI riset kualitatif. Hal ini berbeda dari substansi KTI riset kuantitatif yang dicetuskan dari identifikasi dan rumusan masalah yang dibentuk oleh peneliti.
(b) makalah kritis.
Dalam kajian ilmiah, kritis berarti tindakan untuk menciptakan keputusan yang sanggup memilah-milahkan, menilai, atau menciptakan interpretasi perihal insiden atau sebuah karya dalam dunia seni, sastra, filsafat, sosial, sains dan sebagainya. Tidak jarang makalah kritis yaitu makalah yang kontroversial lantaran makalah kritis itu memberi penilaian atas sebuah karya. Tidak selamanya pencipta karya dan pendukungnya sanggup mendapatkan penilaian yang kurang menyenangkan. Untuk menghindari kontroversi yang tak sehat, penulis perlu jujur secara intelektual; menghindari ungkapan-ungkapan yang emosional; tidak memberikan informasi yang hanya benar sebagian, dan menjaga jalan pikiran dengan teratur.
Kertas kerja
Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif. Jumlah halaman untuk kertas kerja minimal 40 halaman.
Skripsi
Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana. Langsung (observasi lapangan) skripsi tidak pribadi (studi kepustakaan). Jumlah halaman untuk skripsi minimal 60 halaman
Tesis
Tesis ialah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan gres dengan melaksanakan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam daripada skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister. Jumlah halaman untuk Tesis minimal 80 halaman
Disertasi
Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil gres yang sanggup dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor. Jumlah halaman untuk Disertasi minimal 250 halaman.
Perbedaan makalah dan kertas kerja
Makalah bekerjsama sama dengan kertas kerja. Perbedaannya yaitu kertas kerja itu dikerjakan dengan lebih serius dibanding makalah, dan disampaikan di forum-forum ilmiah maupun praktisi yang lebih besar. Makalah lebih banyak ditulis oleh siswa dan mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Biasanya makalah atau kertas kerja ditulis setebal 15 halaman, walaupun ada juga makalah yang setebal 30 halaman. Artikel ilmiah yaitu makalah
atau kertas kerja yang dipublikasikan di jurnal.
Perbedaan Skripsi, Tesis dan Disertasi
Skripsi, tesis dan disertasi yaitu KTI dalam suatu bidang studi yang masing-masing ditulis oleh mahasiswa kegiatan S1, S2 dan S3. Perbedaan ketiganya secara relatif disebabkan oleh kedalaman, keluasan, dan sifat temuan yang lebih orisinil atau kurang asli, serta kekritisan dalam membahas pendapat orang lain.
Temuan pada disertasi dituntut lebih orisinil dibanding temuan pada tesis dan skripsi. Demikian pula, temuan pada tesis dibutuhkan lebih orisinil dibanding temuan pada skripsi. Disertasi dituntut untuk sangat kritis dalam membahas temuan-temuan atau teori-teori yang lain, dan sanggup secara tegas memberikan posisinya ketika membahas dan mengevaluasi temuan-temuan lain sebelumnya.
Disertasi itu biasanya wajib mengemukakan suatu dalil yang sanggup dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dan dengan analisis yang terinci.
Persamaan skripsi, tesis dan disertasi
Skripsi, tesis dan disertasi yaitu KTI yang merupakan riset asli. Skripsi, tesis dan disertasi ditulis dengan terlebih dahulu melaksanakan riset simpel atau kajian kepustakaan. Karena ketiganya merupakan laporan penelitian lapangan dengan cara mengumpulkan data empiris dari lapangan, ketiganya juga merupakan KTI riset asli.
Ragam ilmiah
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan berdasarkan jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Dalam penggunaanya, ragam ilmiah harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.
Adapun ciri-ciri yang terlihat pada ragam ilmiah, antara lain, menyerupai berikut ini:
• Pertama, baku. Struktur bahasa yang dipakai sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
• Kedua, logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah sanggup diterima akal.
Contoh: “Masalah pengembangan website harus kita tingkatkan.”
Ide kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata “masalah’, kurang tepat. Pengembangan website mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila masalahnya kita tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya “Pengembangan website harus kita tingkatkan.”
• Ketiga, kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat sanggup diukur secara pasti.
Perhatikan teladan ini : “Pemegang jabatan tinggi di perusahaan itu “kebanyakan” lulusan Universitas Gunadarma.”
Arti kata kebanyakan relatif, mungkin sanggup 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam goresan pena ilmiah tidak benar menentukan kata “kebanyakan” kalimat di atas sanggup kita benahi menjadi “Pemegang jabatan tinggi di perusahaan itu lima diantaranya yaitu lulusan Universitas Gunadarma.”
• Keempat, tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan pandangan gres yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.
Contoh: “Komputer laboratorium yang sudah rusak itu sedang diperbaiki.”
Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu mungkin komputer, atau mungkin juga laboratorium.
• Kelima, denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang dipakai atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan lantaran sifat ilmu yang objektif.
• Keenam, runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf yaitu seperangkat kalimat yang mengemban satu pandangan gres atau satu pokok bahasan.
Sumber, islamwiki.blogspot.com