Filsafat Cinta Dalam Islam

Filsafat Cinta Islam. Demam film “Ayat-Ayat Cinta” (AAC) memperlihatkan bahwa kata “Cinta” benar-benar masih menjadi magnet bagi banyak orang, terutama berilmu balig cukup akal dan kaum muda. Tetapi sudahkah mereka memahami filsafat Cinta itu sendiri ataukah mereka hanya menjalani korelasi cinta yang dangkal dan tidak memperlihatkan hakikat kemanusiaan itu sendiri?

Cinta bukanlah kata-kata, tetapi yaitu tindakan konkrit yang diejawantahkan dalam kehidupan nyata. Demikianlah, buku ini yaitu risalah Cinta yang sangat penting: renungan seorang filsuf muda yang telah menghasilkan banyak sekali karya (buku dan catatan budaya), Nurani Soyomukti.

Dengan menyampaikan konsep Cinta yang akan membawa Anda pada pemahaman ihwal cinta yang mendalam dan bermakna dalam korelasi antarmanusia, buku ini menyampaikan universalisasi korelasi Cinta. Lebih dari sekadar buku yang menyampaikan kiat-kiat membagun korelasi Cinta langsung (pacaran dan pernikahan), buku ini mengkonstruksi sebuah pemahaman yang sangat utuh dan reflektif.

“Buku ini tidak layak dibaca oleh orang yang tidak percaya pada Cinta,” demikian Nurani Soyomukti menegaskan sebelum Anda membaca uraian kata-kata yang mencerahkan tetapi dikemas dengan bahasa yang tidak terlalu berat ini. Maka inilah buku filsafat Cinta yag akan membawa Anda pada pemahaman komprehensif ihwal Cinta dan dongeng kasih yang Anda jalin dalam kehidupan ini. reflektif, humanis, enlighten, dan kaya akan landasan teoritik… Inilah ‘Ayat-Ayat Cinta Universal’ itu!

Cinta yaitu keabadian … dan kenangan yaitu hal terindah yang pernah dimiliki tapi hati-hatilah dengan cinta, alasannya yaitu cinta juga sanggup menciptakan orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, kalau cintanya itu disambut oleh para pecinta PALSU. Cinta tolong-menolong tidak buta. Cinta yaitu sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan. Yang buta yaitu bila cinta itu menguasai dirinya tanpa suatu pertimbangan. Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.

benar masih menjadi magnet bagi banyak orang Filsafat Cinta Dalam Islam

Cinta bisa disembunyikan tapi cinta tidak bisa dibungkam, maka katakanlah selagi masih ada kesempatan atau kamu akan kehilangan dan menyesal.

Cinta mendapatkan apa adanya menyayangi alasannya yaitu adanya perubahan, bukan cinta namanya melainkan perjanjian. Dalam cinta tidak ada perjanjian melainkan keikhlasan. Cinta penuh maaf dan rela berkorban demi yg tercinta bahagia. Mencintai alasannya yaitu ingin balasan, bukan cinta namanya melainkan pamrih. Dalam cinta tidak ada pamrih melainkan ketulusan. Cinta penuh keindahan meskipun hanya dalam khayalan. Jangan mencari jawaban cinta dengan logika, tapi tanyalah hati ihwal perasaan cinta dan carilah pembenarannya melalui logika. Jika terus memaksakan keyakinan untuk diterima tanya pada diri sendiri, apa itu benar cinta..?

Cinta tidak bermain dengan logika, tapi rasa untuk selalu menciptakan bahagia, apapun bentuknya. Jangan salahkan perasaan cinta seseorang terhadapmu alasannya yaitu ia pun tidak pernah tau ihwal rasa cinta yg tumbuh itu. Jangan kamu benci alasannya yaitu cintanya padamu, ia pun tersiksa alasannya yaitu rasa cinta itu padamu. Jangan kamu ambil kesempatan alasannya yaitu cintanya terhadapmu, alasannya yaitu sesungguhnya kamu telah berbuat dzolim alasannya yaitu cintanya terhadapmu.

Cinta yaitu anugrah Yang Maha Kuasa yg diberikan kepada hamba-Nya yg penuh keindahan dan hanya bisa dirasakan. Dengan cinta orang bisa menutupi luka, dengan cinta orang bisa menyembuhkan luka, dengan cinta orang masih bisa berharap alasannya yaitu cinta insan masih memiliki mimpi, alasannya yaitu cinta insan bisa terluka, alasannya yaitu cinta insan bisa bahagia.

Cinta sejati yaitu cinta yg tidak pernah mengharap untuk dibalas. Cinta sejati hanya memberi walau tanpa menerima. Cinta sejati bisa terluka, tapi tidak kuasa menyampaikan luka. Hanya cinta Sang Pencipta yg tak pernah mengharap balasan. Hanya cinta Sang Khalik yg tak pernah pamrih. Hanya cinta Sang Pencinta itu sendiri yg selalu setia. Maka cintailah Dia..maka engkau tak akan dikecewakan. Cintailah Dia, alasannya yaitu cintamu akan terbalas. Cintailah Dia..karena Dia selalu setia. Cintailah Dia..karena kamu akan bahagia….

Cinta yaitu sebentuk nikmat agung yang Allah karuniakan kepada manusia. Dengan anugerah cinta itulah insan jadi lebih bermakna. Dengan anugerah cinta pula, setiap rintangan untuk bertemu sang kekasih akan dihadapi dengan lapang dada, bahkan senyuman yang mengembang. Cinta itu tidak statis, cinta itu dinamis, penuh vitalitas dan energi yang bisa membangkitkan kekuatan-kekuatan tersembunyi dalam diri hingga alhasil dahaga cinta itu terpuaskan. Sekali lagi, cinta menjadikan serangkaian konsekuensi. Ketika seseorang telah menyatakan cinta dan berkomitmen dengan cinta, maka segala tingkah lakunya akan berjalan di jalur cinta tersebut. Bukankah seorang pecinta akan berusaha untuk menghadirkan kesamaan dengan yang dicintainya, sehingga yang dicintai itu menjadi ridha kepada-Nya?

Lalu apakah cinta itu ? Imam Ibnu Qayyim Al- Jauziyyah mengatakan, “Tidak ada batasan cinta yang lebih terang daripada kata cinta itu sendiri. Membatasinya hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka, batasan dan klarifikasi cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri“. Walau demikian, sesuatu yang sulit dimaknai bukan berarti tidak bisa dimaknai.

Diantara makna cinta yaitu kecenderungan hati untuk lebih mengutamakan yang dicintai daripada diri dan harta sendiri.

Sedangkan dari sudut pandang Erich Fromm, seorang psikolog kenamaan berkebangsaan Jerman. Dalam bukunya The Art of Love, ia menyebutkan empat unsur yang hadir dalam cinta, yaitu :

Care (Perhatian)

Cinta harus melahirkan perhatian pada obyek yang dicintai.
Ketika kita menyayangi seseorang, maka kita akan memperhatikan kesulitan yang dihadapinya, akan berusaha meringankan bebannya, dan menyampaikan perhatian yang tinggi atas semua gerak-geriknya.

Responsibility (Tanggung Jawab)

Cinta harus melahirkan perilaku bertanggung jawab terhadap obyek yang dicintainya.
Suami yang menyayangi istrinya, akan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan rumah tangganya. Ia pun akan bertanggung jawab dan mendedikasikan segenap potensi dirinya untuk ‘membahagiakan’ obyek yang dicintainya.

Respect (Hormat)

Cinta harus melahirkan perilaku mendapatkan apa adanya obyek yang dicintai dan selalu berikhtiyar semoga tidak mengecewakannya. Inilah yang disebut respect.

Knowledge (Pengetahuan)

Cinta harus melahirkan minat untuk memahami seluk-beluk obyek yang dicintai.
Ketika kita menyayangi seseorang yang akan menjadi teman hidup, kita akan berusaha memahami kepribadian, latar belakang, minat dan kualitas keimanannya.
Empat komponen cinta inilah yang senantiasa terpatri di hati para sahabat. Dan pengaruh yang ditimbulkannya begitu dahsyat.
Sudahkah dari keempat unsur diatas, terdapat dalam diri anda yang tidak lain juga seorang pecinta dalam hidup ini? 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel