Aliran Klasik Dalam Sejarah Awal Perkembangan Administrasi Sebagai Disiplin Ilmu

Aliran Klasik dicirikan oleh upaya para perintisnya untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi manajemen yang bersifat universal serta untuk menetapkan prinsip-prinsip dasar manajemen. Henry Fayol merupakan salah seorang pionirnya di Prancis pada tahun 1900 dan dikenal meluas sesudah tulisannya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun 1949. Fayol mengidentifikasikan 5 fungsi universal dalam manajemen, yakni : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, dan Controling. 

Tokoh-tokoh lain juga mengidentifikasikan proses manajemen yang nyaris serupa dengan inspirasi Fayol namun dengan  istilah yang berbeda, contohnya Luther Gulick pada tahun 1937 dengan POSDCORBnya (singkatan dari Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinanting, Reporting dan Budgeting). Dari banyak sekali buku manajemen lain, pasti juga akan kita temui hal yang serupa.

Selain proses dan fungsi manajemen, tokoh-tokoh fatwa klasik juga menghasilkan prinsip-prinsip manajemen, contohnya Lyndall Urwick pada tahun 1943 dalam bukunya Elements of Administration mengemukakan ada duapuluh empat (24) prinsip-prinsip manajemen dan manajemen yang berlaku universal. Beberapa diantaranya yakni prinsip-prinsip : Kesatuan Perintah, Batas rentang Kendali; Kesatuan Arah, Pembagian Kerja; Pembagian Fungsi; Pendelegasian wewenang; keseimbangan tanggung-jaawab dan wewenang; dll. Sekalipun lalu baik fungsi maupun prinsip-prinsip manajemen ini tidak terbukti berlaku universal, namun cukup menawarkan kerangka teoritik yang bermanfaat  dalam mempelajari manajemen dalam sudut pandang apapun. Yang termasuk dalam kelompok Aliran Klasik ini adalah:
Aliran Klasik dicirikan oleh upaya para perintisnya untuk mengidentifikasikan fungsi Aliran Klasik Dalam Sejarah Awal Perkembangan Manajemen Sebagai Disiplin Ilmu
  1. Pendekatan Scientifiec Management yang dipelopori oleh Frederick W. Taylor pada tahun 1911 dalam bukunya yang fenomenal The Principles of Scientifiec management yang mengemukakan teknik-teknik dalam  studi wacana gerak dan waktu; standarisasi; penyusunan sasaran, dll yang secara dramatis meningkatkan produktifitas dan efisiensi industri kala itu. Selain Taylor, tokoh lain yakni Frank Gilbreth & Lillian Gilbreth (suami sitri yang meneliti wacana gerakan badan dalam bekerja. Mereka menemukan bahwa biar tercapai efisiensi dan produktifitas yang tinggi, maka ada gerakan-gerakan tertentu yang perlu dilakukan dan yang dihentikan dilakukan dikala melaksanakan pekerjaan tertentu) dan Henry L Gantt (dengan Bagan Gantt yang samapai dikala ini masih dipakai dalam sketsa perencanaan dan pengendalian produksi).
  2. Pendekatan Manajemen Administrasi. Tokoh utamanya yakni Henry Fayol dan Alfred F. Sloan, Max Weber. yang dari karya mereka diperoleh dasar-dasar penyusunan organisasi profit dan organisasi non profit (Birokrasi). Henry Fayol berdasarkan pengalamannya mengelola industri pertambangan di Perancis, mengemukakan 14 Prinsip-prinsip Manajemen yang hingga dikala ini masih dianggap relevan (walau tidak bersifat universal). Prinsip-prinsip tersebut antara lain yakni :
    Pembagian Kerja
    b. Wewenang dan Tanggung-jawabc. Disiplind. Kesatuan Komandoe. Kesatuan Arahf. Mengutamakan kepentingan organisasi dibanding kepentingan kelompok/pribadig. Upah dan honor menurut prinsip yang adil dan disepakati oleh pekerja dan pemberi kerja, dlsb.
  3. Birokrasi oleh Max Weber pada selesai tahun 1800an mengemukakan perlunya sebuah organisasi yang bersifat formal, impersonal dan yang dilandasai aturan main yang jelas; yang kemudain menjadi dasar organisasi birokrasi. Dasar-dasar ini yang kemukakan sebagai berikut :A Well-defined Hirarchie : Adanya Susunan Hirarchie yang jelasb. Division of work and Specialization  ;Adanya Pembagian kerja yang Jelas dan spesialisasic. Rules and Regulations :Adanya aturan dan aturan yang jelasd. Impersonal-Relationship Hubungan yang impersonal antara pimpinan dengan bawahane. Competence :Kompetensi merupakan dasar menentukan karyawanf. Records : Adanya catatan wacana aktifitas organisasi yang dipelihara

Meski sama-sama dikatagorikan dalam fatwa klasik, yang membedakan antara fatwa Admininstrative Management dengan Scientific Management yakni lokusnya : Pendekatan Administrative Management fokus pada manajemen organisasional secara utuh, sementara pendekatan Scientifiec management fokusnya pada metoda operasionalisasi organisasi, utamanya bab produksi.
Mary Parker Follett memiliki pemikiran yang berbeda dengan orang yang semasanya. Follett menyatakan bahwa karyawan seharusnya dilibatkan dalam pengambilan keputusan, bukan dianggap menyerupai robot; bahwa karyawan sebagai insan yakni unsur yang lebih penting dari pada segala teknik manajemen yang bertumpu pada sektor produksi. Kendati pada masanya pemikiran Follet tidak digubris, namun dikemudian hari ketika sejarah 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel