Tahapan Turunnya Al-Qur'an
TAHAPAN TURUNNYA AL-QURAN
Allah SWT menjelaskan secara umum wacana turunnya Al-Quran dalam tiga daerah dalam Al-Quran, masing-masing :
- Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur`an ( al-Baqarah: 185 ).
- Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam lailatul qadar.` ( al-Qadr : 1 )
- Al-Quran diturunkan pada malam yang diberkahi
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍKetiga ayat diatas tidak bertentangan, alasannya malam yang diberkahi ialah malam lailatul qadar dalam bulan ramadhan. Tetapi lahir ( zahir ) ayat-ayat itu bertentangan dengan kehidupan aktual Rasulullah SAW , dimana Qur`an turun kepadanya selama dua puluh tiga tahun.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya ( Qur`an ) pada malam yang diberkahi.` (QS ad-Dhukhan: 3 ).
Dalam hal ini para ulama memiliki dua madzab pokok , dan satu madzhab lainnya:
Madzhab pertama
Madzhab pertama yaitu, pendapat Ibn Abbas dan sejumlah ulama serta yang dijadikan pegangan oleh umumnya para ulama.
Yang dimaksud dengan turunnya Qur`an dalam ketiga ayat diatas ialah turunnya Qur`an sekaligus di Baitul `Izzah dilangit dunia semoga para malaikat menghormati kebesarannya. Kemudian setelah itu Qur`an diturunkan kepada rasul kita Muhammad saw. Secara sedikit demi sedikit selama dua puluh tiga tahun. sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian semenjak beliau diutus hingga wafatnya.
Pendapat ini didasarkan pada berita-berita yang sahih dari Ibn Abbas dalam beberapa riwayat. Antara lain:
- Ibn Abbas berkata: ` Qur`an sekaligus diturunkan ke langit dunia pada malam lailatul qadar, kemudian setelah itu ia diturunkan selama dua puluh tahun.` Lalu ia membacakan: `Tidaklah orang-orang kafir itu tiba kepadamu sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya .`( al-Furqan : 33 ).
وَقُرْآَنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
`Dan Al Qur`an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur semoga kau membacakannya perlahan-lahan kepada insan dan Kami menurunkannya bab demi bagian.` (al-Isra` : 106 ).
- Ibn Abbas r.a berkata: ` Qur`an itu dipisahkan dari az-Zikr, kemudian diletakkan dai baitul Izzah di langit dunia. Maka jibril mulai menurunkannya kapada Nabi saw.
- Ibn Abbas r.a menyampaikan : ` Allah menurunkan Qur`an sekaligus kelangit dunia , temmponya turunnya secara berangsur-angsur. Lalu Dia menurunkannya kepada Rasulnya bab demi bagian.
- Ibn Abas r.a berkata : `Qur`an diturunkan pada malam lailatul qadar, pada bulan ramadhan ke langit dunia sekaligus; lali ia diturunkan secara berangsur-angsur.
Madzhab kedua
Madzhab kedua yaitu yang diriwayatkan oleh as-Sya`bi .Bahwa yang dimaksud dengan turunnya Alquran dalam ketiga ayat diatas ialah permulaan turunnya Qur`an pada Rasulullah SAW. Permulaan turunnya Alquran itu di mulai pada malam lailatul qadar di bulan ramadhan, yangv merupakan malam yang di berkahi. Kemudian turunnya berlanjut setelah itu secara sedikit demi sedikit sesuai dengan insiden dan peristiwa-peristiwa selam kurang lebih dua puluh tiga tahun.
Dengan demikian Qur`an hanya satu macam cara turun, yaitu turun secara sedikit demi sedikit kepada Rasulullah SAW seba yang demikian inilah yang dinyatakan dalam Qur`an :
وَقُرْآَنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
`Dan Al Qur`an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur semoga kau membacakannya perlahan-lahan kepada insan dan Kami menurunkannya bab demi bagian.` (al-Isra`: 106 )
Madzhab ketiga
Bahwa Qur`an diturunkan kelangit dunia selama dua puluh tiga malam lalilatul qadar yang pada setiap malamnya selama malam-malam lailatul qadar itu ada yang ditentukan Allah untuk diturunkan pada setiap tahunnya. Dan jumlah wahyu yang diturunkan kelangit dunia pada malam lailatul qadar , untuk masa satu tahun penuh itu kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW sepanjang tahun. Madzab ini ialah hasil ijtihad sebagian mufasir.. pendapat ini tidak memiliki dalil.
KITA KESIMPULAN :
Adapun madzab kedua yang diriwayatkan dari as-Sya`bi , dengan dali-dalil yang sahih dan sanggup diterima,tidaklah bertentang dengan madzab yang pertama yang diriwayatkan dari Ibn Abbas. Dengan demikian maka pendapat yang besar lengan berkuasa ialah bahwa Al-Quran Al-Karim itu dua kali diturunkan:
- Pertama: diturunkan secara sekaligus pada malam lailatul qadar ke baitul Izzah di langit dunia.
- Kedua: diturunkan kelangit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun.
Catatan : Imam Al-Qurtubi telah menukil dari Muqatil bin Hayyan riwayat wacana kesepakatan ( ijma`) bahwa turunnya Qur`an sekaligus dari lauhul mahfuz ke baitul izzah di langit dunia. Ibn Abbas memandang tidak ada kontradiksi antara ke tiga ayat diatas yang berkenaan dengan turunnya Qur`an dengan insiden aktual dalam kehidupan Rasulullah SAW bahwa Qur`an itu turun selam dua puluh tiga tahun yang bukan bulan ramadan.
HIKMAH TURUNNYA QUR`AN SECARA BERTAHAP
Kita sanggup menyimpulkan pesan yang tersirat turunnya Qur`an secara sedikit demi sedikit dari nash-nash yang berkenaan dengan hal itu. Dan kami meringkaskannya sebagai berikut :
Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW .
Rasulullah SAW telah memberikan dakwahnya kepada menusia, tetapi ia menghadapi perilaku mereka yang membangkang dan tabiat yang begitu keras. Ia ditantang oleh orang-orang yang berhati batu, berperangai garang dan keras kepala. Mereka senantiasa melemparkan banyak sekali macam gangguan dan ancaman kepada Rasul. Wahyu turun kepada Rasulullah SAW dari waktu kewaktu sehingga sanggup meneguhkan hatinya atas dasar kebenaran dan memperkuat kemauannya untuk tetap melangkahkan kaki dijalan dakwah tanpa menghiraukan perlakuan jahil yang dihadapinya dari masyarakatnya sendiri.
Contoh dari ayat-ayat tersebut, diantaranya sebagai berikut:
- Ayat yang berisi tawaran pribadi untuk bersabar
Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah Aku bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang memiliki kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.`(al-Muzammil:10-11 )
- Ayat dari kisah-kisah nabi dan permintaan mengambil pola keteguhan mereka
Demikianlah pesan yang tersirat yang terkandung dalam kisah para Nabi yang terdapay dalam Qur`an: `Dan kisah rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami terguhkan hatimu.` (Hud : 120 )
- Ayat yang berisi janji-janji kemenangan
Allah telah menetapkan: `Aku dan rasul-rasul-Ku niscaya menang`. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.` (al-Mujadalah: 21 ).Setiap kali penderitaan Rasulullah SAW bertambah alasannya didustakan oleh kaumnya dan merasa murung alasannya penganiayaan mereka, maka Qur`an turun untuk melepaskan derita dan menghiburnya serta mengancam orang-orang yang mendustakan bahwa Allah mengetahui hal ihwal mereka dan akan membalas apa yang melaksanakan hal itu.
Menjawab Tantangan dan sekaligus Mukjizat.
Orang-orang musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering mangajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menentang. Untuk menguji kenabian Rasulullah. Mereka juga sering memberikan kepadanya hal-hal batil yang tak masuk akal, menyerupai menanyakan wacana hari kiamat, kemudian turunlah ayat :
Mereka menanyakan kepadamu wacana kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan wacana simpulan zaman itu ialah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang sanggup menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. simpulan zaman itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. simpulan zaman itu tidak akan tiba kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seperti kau benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan wacana bari simpulan zaman itu ialah di sisi Allah, tetapi kebanyakan insan tidak Mengetahui". (Al-A'roof 187)
Kaprikornus pesan yang tersirat yang sanggup kita tangkap disini adalah, sebenarnya turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur juga semoga sanggup menjawab tantangan-tantangan yang senantiasa dimunculkan oleh kaum kafir qurays, yahudi, bahkan juga kaum munafik.
Hikmah menyerupai ini telah diisyaratkan oleh keterangan yang terdapat dalam beberapa riwayat dalam hadis Ibn Abbas mengenai turunnya Qur`an : `Apa bila orang-orang musyrik mengadakan sesuatu, maka Allah pun mengadakan jawabannya atas mereka.`
Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya.
Al-Quran Al-Karim turun ditengah-tengah umat yang ummi, yang tidak cerdik membaca dan menulis, catatan mereka ialah daya hafalan dan daya ingatan. Mereka tidak memiliki pengetahuan wacana tata cara penulisan dan pembukuan yang sanggup memungkinkan mereka menuliskan dan membukukannya, kemudian menghafal dan memuhaminya. Umat yang buta abjad itu tidaklah gampang untuk menghafal seluruh Qur`an apa bila Al-Quran Al-Karim diturunkan sekaligus, dan tidak gampang pula bagi mereka untuk memahami maknanya serta memikirkan ayat-ayatnya, jelasnya bahwa Al-Quran Al-Karim secara berangsur itu merupakan proteksi terbaik bagi mereka untuk menghafal dan memahami ayat-ayatnya.
Setiap kali turun satu atau beberapa ayat, para sahabat segara menghafalkannya. Memikirkan maknanya dan memahami hukum-hukumnya. Tradisi demikian ini menjadi suatu metode pengajaran dalam kehidupan para Tabi`in.
- Abu Nadrah berkata,`Abu Saad al-Khudri mengajar kan Qur`an kepada kami, lima ayat diwaktu pagi, dan lima ayat di waktu petang. Dia memberitahukan bahwa jibril menurunkan Al-Quran Al-Karim lima ayat-lima ayat.
- Dari Khalid bin Dinar dikatakan, `Abul `Aliyah berkata kepada kami `Pelajarilah Qur`an itu lima ayat demi lima ayat; alasannya Nabi saw mengambil dari jibril lima ayat demi lima ayat.
- Umar berkata, `Pelajarilah Alquran itu lima ayat demi lima ayat, alasannya jibril menurunkan Alquran kepada Nabi saw. Lima ayat demi lima ayat.`
Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa Pentahapan dalam Penetapan Hukum.
Manusia tidak akan gampang mengikuti dan tunduk kepada agama yang anyir ini seandainya Al-Quran Al-Karim tidak menghadapi mereka dengan cara yang bijaksanadan menawarkan kepada mereka beberapa obat penawar yang ampuh yang sanggup menyembuhkan mereka dari kerusakan dan kerendahan martabat. Setiap kali terjadi suatu peristiwa, diantara mereka , maka turunlah aturan mengenai insiden itu yang menjelaskan statusnya dan penunjuk serta meletakkan dasar-dasar perundang-undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi, satu demi satu. Dan cara ini menjadi obat bagi hati mereka.Tahapan Pengharaman Khamr
Contoh yang paling terperinci mengenai penetapan aturan yang berangsur-angsur itu ialah diharamkannya minuman keras, mengenai hal ini pertama-tama Allah berfirman :
- Pertama, Allah SWT berfirman : Dan dari buah korma dan anggur, kau buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang yang memikirkan.`(an-Nahl: 67).
Ayat ini menyebutkan wacana karunia Allah apa bila yang di maksud dengan `sakar` ialah khamr atau minuman keras dan yang dimaksud dengan `rezeki` ialah segala yang dimakan dari kedua pohon tersebut menyerupai kurma dan kismis-dan inilah pendapat jumhur ulama- maka pemberian predikat `baik` kepada rezeki sementara sakar tidak diberinya, merupakan indikasi bahwa dalam hal ini pijian Allah hanya ditujukan kepada rezeki dan bukan kepada sakar, kemudian turun firman Allah: - Kedua, Allah SWT berfirman : `Mereka bertanya kepadamu wacana khamar dan judi. Katakanlah: `Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya`.(al-Baqarah:219).Ayat ini membandingkan antara manfaat minuman keras (khamr) yang timbul setelah memminumnya menyerupai kesenangan dan kegairahan atau laba alasannya memperdagangkannya, dengan ancaman yang diakibatkannya menyerupai dosa, ancaman bagi kesehatan tubuh, merusak akal, menghabiskan harta dan membangkitkan dorongan-dorongan untuk berbuat kenistaan dan durhaka. Ayat tersebut menjauhkan khamr dengan cara menonjolkan segi bahayanya dari pada manfaatnya.
- Ketiga : Allah SWT berfirman : `Wahai orang-orang yang beriman , janganlah kau salat sedang kau dalam keadaan mabuk.`(an-Nisa`: 43 ).
Ayat ini memperlihatkan larangan minuman khamr pada waktu-waktu tertentu bila imbas minuman itu akan hingga kewaktu salat, ini mengingat adanya larangan mendekati salat dalam keadaan mabuk, samppai imbas minuman itu hilang dan mereka mengetahui apa yang mereka baca dalam salatnya. - Keempat : Firman Allah :`Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah , ialah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu semoga kau menerima keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menjadikan permusuhan dan kebencian di antara kau karena khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kau dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu.`(al-Maidah:90-91)
Hikmah penetapan aturan dengan sistem sedikit demi sedikit ini lebih lanjut diungkapkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a saat menyampaikan : `Sesungguhnya yang pertama kali turun dari Qur`an ilah surah Mufassal yang didalamnya disebutkan nirwana dan neraka, sehingga saat insan telah berlari kepada Islam, maka turunlah aturan haram dan halal. Kalau sekiranya yang turun pertama kali ialah `jJanganlah kau meminum khamr` tentu meraka akan menjawab: ` Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.` Dan jika sekiranya yang pertama kali turun ialah ; janganlah kau berzina, tentau mereka akan menjawab: `Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya.`
Bukti Yang Pasti Bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan Dari Sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
Qur`an yang turun secara berangsur kepada Rasulullah SAW dalam waktu lebih dari dua puluh tahun ini ayat-ayatnya turun dalam selang waktu tertentu, dan selama ini orang membacanya an mengkajinya surah demi surah. Ketika ia melihat rangkaiannya begitu padat, tersusun cermat sekali dengan makna yang saling bertaut, dengan gaya yang begitu kuat, serta ayat demi ayat dan surah demi surah saling terjalin bagaikkan untaian mutiara yang indah yang belum ada bandingannya dalam perkataan insan .
Seandainya Qur`an ini perkataan insan yang disampaikan dalam banyak sekali situasi, insiden dan kejadian, tentulah didalamnya terjadi ketidak serasian dan saling bertentangan satu dengan yang lainnya, serta sulit terjadi keseimbangan.
وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
`Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur`an ? Kalau kiranya Al Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka menerima kontradiksi yang banyak di dalamnya.`(an-Nisa`:82 ).