16 Hewan-Hewan Purba Yang Mempesona

1. Deinocheirus
Satu-satunya fosil yang ditemukan dari Dinosaurus ini hanyalah sepasang lengan dan beberapa pecahan tulang belakang. Kemungkinan Deinocheirus merupakan kerabat dari Ornithomimosaur, setidaknya itulah anggapan para jago paleontologi.

Ia merupakan genus dari Dinosaurus Theropoda besar yang hidup pada periode Cretaceous final dan populasinya tersebar di selatan Mongolia. Lengannya mungkin terlalu panjang untuk tubuhnya dan cakar tangannya itu semakin mengindikasikan bahwa dirinya merupakan salah satu Dinosaurus yang mematikan.

Namun sebenarnya, kegunaan “senjata” tersebut masih banyak diperdebatkan. Beberapa peneliti menyampaikan cakar itu dipakai sebagai alat utama untuk berburu.

Beberapa lainnya menyampaikan cakar terlalu tumpul, sehingga hanya dipakai sebagai senjata defensif. Bahkan ada pendapat yang menyampaikan bahwa Deinocheirus memakai lengannya yang besar untuk memanjat pohon, meskipun hipotesis ini secara luas diabaikan.

2. Diprotodon
Sebelum insan pertama menginjakkan kaki di Benua Australia sekitar 40.000 tahun lalu, beraneka ragam binatang berkantung berukuran besar pernah hidup di sana. Salah satu yang terbesar ialah Diprotodon.

Hewan berkantung yang satu ini diperkirakan ukurannya sebesar seekor Kuda Nil dewasa. Dilihat dari bentuk morfologinya, ia terlihat mirip mirip seekor Wombat, yaitu spesies binatang berkantung Australia, namun berukuran raksasa.

Sama mirip kebanyakan hewan-hewan berkantung lainnya, Diprotodon juga mengkonsumsi dedaunan sebagai kuliner utamanya. Meskipun mereka bukanlah binatang yang mempunyai pergerakan gesit mirip Kanguru, namun ukuran badannya yang besar dan berpengaruh menciptakan para predator sangat sulit untuk menaklukannya.


3. Moropus
Ketika para ilmuwan menemukan fosil Moropus untuk pertama kalinya, mereka seakan sulit mempercayai bentuk morfologi dari makhluk yang satu ini. Hewan purba dengan bentuk kepala mirip kepala kuda ini benar-benar mempunyai bentuk tubuh yang aneh.

Para Ilmuwan mendeskripsikannya sebagai “campuran” dari tiga binatang, yaitu Kuda, Jerapah kerdil, dan Beruang. Kepalanya yang mirip kuda serta badannya yang mirip tubuh seekor beruang dihubungkan oleh leher yang tidak mengecewakan panjang kolam leher jerapah kerdil.

Dengan kuku-kukunya yang panjang nan tajam, serta kemampuan berlari dengan baik tentunya ia mempunyai pertahanan diri yang baik untuk menghindari bahaya para predator. Moropus hidup di wilayah Asia selatan dan barat sekitar 12.000 tahun lalu.

4. Ambulocetus
Inilah salah satu makhluk purba yang banyak diklaim para penganut Neo-Darwinisme sebagai bukti berpengaruh periode transisi spesies makhluk bahari ke darat. Ambulocetus, binatang purba dengan perawakan mirip adonan nenek moyang paus dan berang-berang hidup di wilayah yang sekarang disebut sebagai Pakistan modern sekitar 50 juta tahun lalu.

Panjang tubuh seekor Ambulotecetus cukup umur diperkirakan sekitar 12 kaki. Bentuk kepalanya besar dengan rahang yang panjang. Gigi-gigi tajamnya didesain untuk menangkap dan mencengkram mangsanya. Didalam air, ia sanggup bergerak dengan gesit berkat dukungan ekornya yang dipakai sebagai “motor” bagi tubuhnya.

5. Lystrosaurus
Sebelum kemunculan Dinosaurus, kehidupan makhluk di Bumi pernah diramaikan oleh beberapa binatang absurd yang mirip reptil. Salah satunya ialah Lystrosaurus.

Hewan purba yang cukup menarik lantaran bentuk tubuhnya yang absurd ini hidup di habitat berawa-rawa, namun ia juga tidak duduk kasus jikalau harus terpaksa mendiami tempat-tempat yang tergolong kering. Lystrosaurus diperkirakan mendiami bumi sekitar 230 juta tahun yang lalu.

6. Phorusrhacos
Sekitar 20 juta tahun yang lalu, Amerika selatan merupakan daratan yang mempunyai begitu banyak variasi spesies burung dan mamalia. Salah satunya yang cukup terkenal ialah spesies burung karnivora berjulukan Phorusrhacos.

Ia ialah spesies burung yang tidak sanggup terbang. Tinggi badannya bisa mencapai 10 kaki (3 meter). Meskipun tidak sanggup terbang, mereka ialah pelari-pelari cepat. Ini menimbulkan Phorusrhacos sanggup dengan gampang untuk menangkap mangsanya.

Spesies Phorusrhacos diperkirakan eksis sampai 3 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan memperkirakan kepunahan Phorusrhacos disebabkan oleh munculnya beberapa predator lain yang bermigrasi dari Amrika Utara ke Selatan sehabis keduanya dihubungkan oleh daratan Amerika tengah yang muncul ke daratan.

7. Mammoth
Saya yakin niscaya kalian sudah tidak asing lagi dengan binatang legendaris yang satu ini. Mammoth merupakan salah satu binatang purba yang begitu populer. Fisiknya mirip gajah namun mempunyai bulu lebat disekujur tubuhnya.

Perawakannya yang besar serta perhiasan “senjata” berupa gading yang begitu panjang membuatnya begitu sulit untuk ditaklukkan predator manapun. Lukisan-lukisan yang di goreskan pada dinding-dinding gua oleh para insan purba banyak menggambarkan betapa sulitnya binatang ini untuk ditaklukkan oleh mereka.

Mammoth merupakan binatang yang mendiami sekitar pulau Wrangel di pesisir utara Siberia. Banyak Ilmuwan percaya, generasi terakhir Mammoth masih sanggup dijumpai sekitar 4000 tahun yang kemudian ketika konstruksi piramida Khufu di Giza, Mesir telah selesai dibangun.

8. Harimau Gigi Pedang
Mereka merupakan salah satu binatang zaman es yang begitu terkenal. Salah satu predator terganas nan mematikan yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Harimau Gigi Pedang mendiami wilayah barat Amerika Serikat pada kiamat es, tetapi mereka juga tersebar di beberapa wilayah Amerika Utara lainnya serta beberapa berdiam di wilayah Amerika Selatan.

Diketahui, terdapat 2 Genus dari binatang ini, yaitu Genus Smilodon dan Genus Homotherium. Pada umumnya jenis dari Genus Smilidon panjang taringnya bisa mencapai lebih dari 18 centimeter, sedangkan untuk genus Homotherium mempunyai panjang taring sekitar 10 centimeter. Hewan ini memburu kuda, banteng, antelope sebagai makanannya.

9. Deinotherium
Deinotherium merupakan salah satu mamalia darat terbesar yang pernah menginjakkan kakinya di Bumi. Makhluk prasejarah yang hidup di kala Miosen tengah sampai awal Pleistosen ini pada umumnya mempunyai tinggi 3,5 - 4,5 meter (ukuran Deinotherium dewasa) dengan berat berkisar antara 5 - 14 ton.

Deinotherium yang merupakan kerabat erat gajah modern pada dahulu kala hidup tersebar di beberapa wilayah Asia, afrika, dan Eropa. Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan gajah modern, hanya saja ia mempunyai belalai yang lebih pendek dan gading yang terletak di rahang pecahan bawah.

Gading ini mungkin dipakai sebagai alat untuk menggali tanah untuk mendapat terusan ke akar-akaran dan sayuran. Genus Deinotherium mempunyai tiga spesies yang telah dikenali, dan semuanya mempunyai ukuran yang besar. Spesies itu diataranya Deinotherium giganteus, Deinotherium indicum, dan Deinotherium bozasi.

10. Therizinosauridae
Therizinosauridae merupakan Dinosaurus dari keluarga Theropoda yang hidup pada final periode Cretaceous (99.6 - 65.5 juta tahun silam). Tidak mirip kebanyakan Theropoda yang merupakan karnivora, Therizinosauridae ialah herbivora (walaupun beberapa diantaranya diketahui sebagai omnivora).

Perlu digaris bawahi, Therizinosauridae merupakan nama dari suatu familia dalam pembagian terstruktur mengenai ilmiah. Nama ini pertama kali dipakai oleh Evgeny Maleev pada tahun 1954 untuk memasukkan Therizinosaurus cheloniformis (Jenis Theropoda yang masih mempunyai banyak teka-teki) kedalam suatu familia bersama dengan Segnosaurus dan Nothronychus.

Keluarga Therizinosauridae mempunyai bentuk fisik yang eksentrik. Pada umumnya mereka berleher panjang dan mempunyai bulu. Selain itu cakar-cakar mereka juga cukup besar, mungkin ada yang lebih dari satu meter panjangnya.

11. Epidexipteryx
Epidexipteryx ialah genus Dinosaurus maniraptorian kecil. Hewan prasejarah yang hidup di wilayah China sekitar 152 - 168 juta tahun silam ini merupakan salah satu Dinosaurus terkecil yang pernah ada.

Ukuran dewasanya hanya mencapai 10 inci (kurang lebih seukuran burung merpati). Salah satu daya tarik dari Epidexipteryx ialah empat bulu panjang yang tumbuh di pecahan ekornya.

Tidak mirip bulu yang biasa kita temui pada hewan-hewan kelas aves, struktur bulu pada Epidexipteryx ini layaknya mirip satu lembaran pita yang berdiri tegak memanjang ke atas. Namun lantaran kurangnya remiges (bulu sayap) menciptakan binatang ini tidak sanggup terbang.

12. Longisquama insignis
Hidup pada pertengahan sampai final periode Triassic (230 – 225 juta tahun silam), Longisquama insignis merupakan kadal purba yang begitu menarik lantaran ia mempunyai serangkaian “bulu” panjang yang berdiri tegak disepanjang punggungnya.

Struktur “bulu” tersebut sampai sekarang masih menjadi materi perdebatan dikalangan para peneliti. Beberapa peneliti meyakini bahwa struktur panjang yang tumbuh di punggung Longisquama bukanlah homogen bulu, melainkan sisik yang umumnya sanggup kita temukan pada reptil mirip Iguana.

Bedanya sisik pada Lingisquama lebih panjang dan berbentuk sedikit janggal. Namun berdasarkan pendapat jago paleontologi, N. Frasher didalam bukunya Dawn of The Dinosaurs: Life in the Triassic, struktur memanjang tersebut bukanlah pecahan dari tubuhnya.

Struktur ini kemungkinan hanyalah homogen tumbuhan pakis yang ikut menjadi fosil bersamanya kemudian kemudian disalahtafsirkan. Pendapat Frasher mungkin diperkuat oleh fakta struktur fosil yang ditemukan pada beberapa binatang memang sering tidak ada kaitannya dengan fosil binatang tersebut.

13. Sharovipteryx

 
Sharovipteryx merupakan reptil yang hidup sejaman dengan Longisquama, yakni pada pertengahan sampai final Triassic. Makhluk purba yang mempunyai panjang tubuh sekitar delapan inci dengan berat 7,5 gram ini sangat unik lantaran ia mempunyai ukuran kaki belakang yang sangat lebar dibanding kaki depannya.

Kaki belakang yang begitu lebar, ditambah dengan adanya membran yang tumbuh diantaranya menciptakan ia seperti mempunyai sayap yang sanggup dipakai untuk terbang. Walaupun pada kenyataannya binatang ini memang tidak sanggup terbang layaknya burung, namun bukan berarti bentangan selaput sayap pada kakinya itu menjadi tidak berguna.

Penelitian terbaru menyebutkan berkat selaput sayap ini, Sharovipteryx sanggup lebih gesit pada ketika meluncur dari suatu kawasan ke kawasan lainnya dikarenakan prosedur kerjanya yang sangat mirip dengan delta wing pada pesawat tempur modern.
Beberapa peneliti menganggap binatang ini mungkin mempunyai korelasi yang erat dengan pterosaurus mengingat meraka sama-sama mempunyai membran penerbangan yang tumbuh diantara kedua kakinya, walaupun hal ini masih sangat kontroversial.

14. Pterodaustro
Pterodaustro mempunyai tengkorak yang sangat panjang, yakni sekitar 29 cm. Moncongnya mendominasi 85% dari total panjang tengkorak. Keanehan bentuk fisiknya yang lain yaitu set gigi yang tidak biasa.

Gigi yang tumbuh dirahang pecahan bawah bagaikan ribuan sekat bulu yang kemungkinan ia gunakan sebagai alat untuk menyaring plankton, ganggang, maupun makhkluk kecil lainnya dari air.

Gigi yang jumlahnya ribuan tersebut tumbuh dalam dua alur panjang yang sejajar dengan tepi rahang. Panjangnya sekitar 3 cm dengan lebar antara 0,2 - 0, 3 milimeter. Awalnya diduga struktur ini bukanlah gigi, namun sehabis dilakukan beberapa penelitian dugaan tersebut karenanya luntur. Struktur itu benar-benar merupakan gigi normal lantaran terdapat enamel, dentin dan pulpa.

15. Microraptor
Genus Microraptor merupakan salah satu jajaran Dinosaurus kecil. Mereka hidup sekitar 120 juta tahun yang kemudian dan populasinya tersebar di beberapa wilayah China. Jenis ini umumnya mempunyai empat buah sayap dengan satu ekor yang memanjang.

Kendati mempunyai dua pasang sayap, Microraptor tidak sanggup terbang. Sebaliknya, ia mungkin hanya meluncur dari suatu kawasan ke kawasan lainnya mirip seekor bajing terbang.

Sebagian kalangan evolusionis menganggap binatang ini merupakan makluk peralihan dinosaurus ke burung, dimana dengan kemampuan meluncurnya itu sanggup bermetamorfosis sistem penerbangan.

Beberapa peneliti berpendapat, binatang ini kemungkinan banyak menghabiskan hidupnya di pepohonan, merujuk fakta bahwa sayap Microraptor menghalangi kemampuan mereka untuk berjalan di atas tanah.

16. Amphicoelias fragillimus
Fosil yang sukar dipahami ini ditemukan oleh jago paleontologi terkenal Edward Drinker Cope. Cope telah banyak menemukan fosil-fosil prasejarah, namun yang satu ini ialah yang paling aneh.

Bagaimana tidak? satu-satunya fosil absurd tersebut ialah potongan tulang belakang yang mempunyai panjang keseluruahan diperkirakan 40 - 60 meter. Apabila ukuran ini benar-benar valid, itu menimbulkan Amphicoelias fragillimus mungkin merupakan makhluk terpanjang dan terberat yang pernah ada (bersaing dengan paus biru dan Argentinosaurus).

Namun sekali lagi, fosil tersebut masih banyak menjadi perdebatan lantaran sulitnya untuk mengidentifikasi dari inovasi fosilnya yang sangat-sangat minim. Apakah makhluk ini merupakan binatang terbesar yang pernah berjalan di bumi ataukah hanya kesalah pahaman dan hanya sekedar tipuan.


Sumber : www.unik-asik.blogspot.com 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel