Tanaman Orisinil Indonesia Yang Dicari Cari Nato
North Atlantic Treaty Organization atau disingkat NATO yaitu sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk kontribusi terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949. Nama resminya yang lain yaitu dalam bahasa Perancis: l'Organisation du Traité de l'Atlantique Nord (OTAN).
Pasal utama persetujuan tersebut yaitu Pasal V, yang berisi:
Para anggota oke bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka oke bahwa, kalau serangan bersenjata ibarat itu terjadi, setiap anggota, dalam memakai hak untuk mepertahankan diri secara eksklusif maupun bahu-membahu ibarat yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang diserang kalau penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara.
Berikut daftar anggota NATO:
Albania, Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Britania Raya, Bulgaria, Denmark, Estonia, Hongaria, Islandia, Italia, Jerman, Kanada, Kroasia, Latvia, Lituania, Luksemburg, Norwegia, Perancis, Polandia, Portugal, Ceko, Rumania, Slovenia, Slowakia, Spanyol, Turki, & Yunani.
Dan dibawah ini yaitu tanaman yg dicari-cari NATO.
Rami merupakan tanaman tahunan dengan bentuk tanaman herba berumpun banyak yang menghasilkan serat dari kulit batangnya. Serat rami tergolong dalam serat panjang, kuat, dan baik untuk materi baku tekstil sebab mempunyai struktur yang ibarat dengan serat kapas (Berger, 1969; Buxton dan Greenhalgh, 1989). Untuk diambil seratnya, batang tanaman rami dipanen setiap dua bulan sekali dan diproses dengan mesin dekortikator sehingga menghasilkan serat berangasan (china grass). Sebelum dipintal menjadi benang, serat berangasan yang masih banyak mengandung getah (gum) perlu dibersihkan melalui proses degumming, dan proses pemutihan serta pelemasan dengan pemberian minyak (oiling) sehingga menjadi serat yang putih dan lemas (rami top).
Rami merupakan tanaman hari pendek, umumnya peka hingga sangat peka panjang penyinaran (fotoperiodisitas). Tanaman ini mempunyai pembiasaan yang luas, yakni mulai dari kondisi ekuator di Indonesia dan Filipina (6o-9o LU dan LS) hingga 38o LU atau lebih di Jepang dan Korea Selatan, juga Rusia (45°LU) serta berkembang di beberapa negara lainnya baik beriklim tropis maupun subtropis (Zaitgev dalam Dempsey, 1975). Temperatur ideal untuk rami yaitu sekitar 20°C-27°C, namun, rami sanggup tumbuh pada temperatur < 20°C hingga 30°C atau lebih. Tanaman rami akan mengalami dorman dan tidak menghasilkan pada temperatur < l0o C (Oshiumi, dalam Dempsey, 1975). Soeroto (1956) menyebutkan bahwa tanaman rami akan tumbuh dan berproduksi tinggi di Indonesia bila ditanam pada kawasan dataran menengah hingga dataran tinggi (500-1500 m dpl.). Menurut Suratman et at. (1993) tanaman ini sanggup diusahakan dari dataran rendah hingga pegunungan (10-1500 m dpl.). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan Anonim (1958) mengenai uji klon rami di Lembang dan Bogor, Sastrosupadi et at. (1993) yang melaporkan hasil penelitian uji klon rami di dataran rendah, Setyo-Budi et al. (1993a) yang menguji beberapa klon rami di lahan gambut. Dari hasil penelitian tersebut, produktivitas serat yang paling tinggi yaitu di dataran tinggi (> 700 m dpl.) yakni berkisar antara 2,5-3,0 ton/ha/tahun. Untuk dataran menengah (400) 700 m dpl.) produktivitasnya 2,0-2,5 ton/ha/tahun, sedangkan di dataran rendah « 400 m dpl.) yaitu 1,5-2,0 ton/ha/tahun.
Sejak zaman pendudukan Jepang, tahun 1943, rami sudah dikenal bukan hanya untuk tali tambang, tetapi juga materi pembuatan karung goni. Karung goni kemudian dijadikan pakaian oleh penduduk Indonesia pada masa sulit itu.
NATO memburu tanaman tersebut untuk dijadikan materi dasar pakaian tentara mereka. Hal ini dikarenakan, pakaian dari tanaman rami merupakan pakaian yang nyaman digunakan atau dengan kata lain tanaman rami merupakan top quality untuk materi dasar bagi banyak sekali jenis pakaian. Selain itu yang lebih mencengangkan, seorang tentara yang memakai pakaian berbahan dasar rami tidak sanggup terdeteksi/terlacak oleh radar musuh. Karena pakaian ini mengandung serat alami sehingga alat pelacak musuh hanya mengenalinya sebagai tanaman bukan manusia.
Tiap tahunnya, NATO memesan 30.000 pakaian tentara berbahan dasar rami dari Indonesia. Selain untuk dibentuk pakaian tentara, berdasarkan riset peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Pertahanan, selulosa rami merupakan salah satu unsur pokok pembuat materi peledak dan propelan. Betapa luar biasanya tanaman orisinil Indonesia ini.
Dan agan tahu, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia menanggapi info ini?
Menurut Achmad (peneliti Balitbang TNI), semenjak dipasarkan tahun 2007, pemerintah belum melirik pakaian ini, justru mereka mendapat pesanan tetap dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pemerintah belum mau pakai ini, malahan yang beli ini yaitu NATO, tiap tahun kita mendapat order sebanyak 30 ribu setel pakaian tentara (topi, baju, celana, dan sepatu),”
Sekarang agan tahu kan, betapa besarnya potensi yang kita punya di negeri ini. Namun sayang, semua itu kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Semoga informasi ini sanggup menambah pengetahuan agan2.
*Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6066834
Pasal utama persetujuan tersebut yaitu Pasal V, yang berisi:
Para anggota oke bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka oke bahwa, kalau serangan bersenjata ibarat itu terjadi, setiap anggota, dalam memakai hak untuk mepertahankan diri secara eksklusif maupun bahu-membahu ibarat yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang diserang kalau penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara.
Berikut daftar anggota NATO:
Albania, Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Britania Raya, Bulgaria, Denmark, Estonia, Hongaria, Islandia, Italia, Jerman, Kanada, Kroasia, Latvia, Lituania, Luksemburg, Norwegia, Perancis, Polandia, Portugal, Ceko, Rumania, Slovenia, Slowakia, Spanyol, Turki, & Yunani.
Dan dibawah ini yaitu tanaman yg dicari-cari NATO.
Rami (Boehmeria nivea) |
Rami merupakan tanaman hari pendek, umumnya peka hingga sangat peka panjang penyinaran (fotoperiodisitas). Tanaman ini mempunyai pembiasaan yang luas, yakni mulai dari kondisi ekuator di Indonesia dan Filipina (6o-9o LU dan LS) hingga 38o LU atau lebih di Jepang dan Korea Selatan, juga Rusia (45°LU) serta berkembang di beberapa negara lainnya baik beriklim tropis maupun subtropis (Zaitgev dalam Dempsey, 1975). Temperatur ideal untuk rami yaitu sekitar 20°C-27°C, namun, rami sanggup tumbuh pada temperatur < 20°C hingga 30°C atau lebih. Tanaman rami akan mengalami dorman dan tidak menghasilkan pada temperatur < l0o C (Oshiumi, dalam Dempsey, 1975). Soeroto (1956) menyebutkan bahwa tanaman rami akan tumbuh dan berproduksi tinggi di Indonesia bila ditanam pada kawasan dataran menengah hingga dataran tinggi (500-1500 m dpl.). Menurut Suratman et at. (1993) tanaman ini sanggup diusahakan dari dataran rendah hingga pegunungan (10-1500 m dpl.). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan Anonim (1958) mengenai uji klon rami di Lembang dan Bogor, Sastrosupadi et at. (1993) yang melaporkan hasil penelitian uji klon rami di dataran rendah, Setyo-Budi et al. (1993a) yang menguji beberapa klon rami di lahan gambut. Dari hasil penelitian tersebut, produktivitas serat yang paling tinggi yaitu di dataran tinggi (> 700 m dpl.) yakni berkisar antara 2,5-3,0 ton/ha/tahun. Untuk dataran menengah (400) 700 m dpl.) produktivitasnya 2,0-2,5 ton/ha/tahun, sedangkan di dataran rendah « 400 m dpl.) yaitu 1,5-2,0 ton/ha/tahun.
Sejak zaman pendudukan Jepang, tahun 1943, rami sudah dikenal bukan hanya untuk tali tambang, tetapi juga materi pembuatan karung goni. Karung goni kemudian dijadikan pakaian oleh penduduk Indonesia pada masa sulit itu.
NATO memburu tanaman tersebut untuk dijadikan materi dasar pakaian tentara mereka. Hal ini dikarenakan, pakaian dari tanaman rami merupakan pakaian yang nyaman digunakan atau dengan kata lain tanaman rami merupakan top quality untuk materi dasar bagi banyak sekali jenis pakaian. Selain itu yang lebih mencengangkan, seorang tentara yang memakai pakaian berbahan dasar rami tidak sanggup terdeteksi/terlacak oleh radar musuh. Karena pakaian ini mengandung serat alami sehingga alat pelacak musuh hanya mengenalinya sebagai tanaman bukan manusia.
Tiap tahunnya, NATO memesan 30.000 pakaian tentara berbahan dasar rami dari Indonesia. Selain untuk dibentuk pakaian tentara, berdasarkan riset peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Pertahanan, selulosa rami merupakan salah satu unsur pokok pembuat materi peledak dan propelan. Betapa luar biasanya tanaman orisinil Indonesia ini.
Dan agan tahu, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia menanggapi info ini?
Menurut Achmad (peneliti Balitbang TNI), semenjak dipasarkan tahun 2007, pemerintah belum melirik pakaian ini, justru mereka mendapat pesanan tetap dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pemerintah belum mau pakai ini, malahan yang beli ini yaitu NATO, tiap tahun kita mendapat order sebanyak 30 ribu setel pakaian tentara (topi, baju, celana, dan sepatu),”
Sekarang agan tahu kan, betapa besarnya potensi yang kita punya di negeri ini. Namun sayang, semua itu kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Semoga informasi ini sanggup menambah pengetahuan agan2.
*Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6066834