Psikologi Komunikasi - Persepsi Interpersonal Dan Konsep Diri
Terdapat 4 (empat) perbedaan antara persepsi interpersonal dan persepsi objek, berikut ini penjelasannya:
- Pada persepsi objek, stimulus ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-benda fisik: gelombang cahaya, gelombang suara, temperatur dan sebagainya. Pada persepsi interpersonal, stimulus mungkin juga hingga kepada kita melalui lambang-lambang mulut atau grafis yang disampaikan oleh pihak ketiga.
- Bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat batiniah objek itu. Pada persepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak oleh alat indera kita; menyerupai motif tindakan seseorang, perasaan di balik sikap seseorang dan lainnya.
- Ketika kita mempersepsikan objek, objek tidak bereaksi kepada kita, begitu juga sebaliknya. Dalam persepsi interpersonal, faktor-faktor personal individu dan karakteristik orang yang ditanggapi, serta kekerabatan antara keduanya sanggup menjadikan kekeliruan pada persepsi interpersonal.
- Objek relatif tetap, sementara insan berubah-ubah. Oleh alasannya ialah itu, persepsi terhadap objek cenderung tetap; meja yang kita gunakan hari ini akan sama saat kita gunakan kembali ahad depan. Sementara, orang yang kita temui hari ini mungkin akan berperilaku berbeda keesokan hari.
Namun demikian, betapa pun sulitnya memahami insan dan kemudian memilih persepsi terhadap orang tersebut, tetapi intinya kita mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain. Sebagai buktinya, kita senantiasa hidup berdampingan dengan orang lain; di keluarga, di lingkungan kampus, di daerah kerja dan lainnya.
Deskripsi Verbal
Deskripsi mulut ini merujuk pada eksperimen dan pemahaman Solomon E. Asch perihal bagaimana rangkaian kata sifat memilih persepsi seseorang. Menurut Asch, kata pertama yang kita sebutkan akan mengarahkan pada penliaian selanjutnya. Sebagai contoh, Anda ingin mendeskripsikan X sebagai teman yang cerdas, rajin, lincah, kritis, dan sensitif, maka dengan sendirinya Anda akan membayangkan bahwa X ialah orang yang senang dan humoris. Pengaruh kata pertama ini dikenal dengan primacy effect. Walaupun teori Asch ini mencoba melukiskan bagaimana cara seseorang memberikan isu mengenai orang lain sanggup memengaruhi persepsi kita, namun pada praktiknya hal itu jarang terjadi. Kita jarang mendeskripsikan seseorang dengan memakai kata sifat, namun lebih pada menawarkan klarifikasi secara terperinci gres kemudian pada sifat lainnya.
Petunjuk Proksemik
Proksemik ialah studi perihal penggunaan jarak dalam penyampaian pesan yang dibagikan dalam empat corak, berdasarkan Edward T. Hall, yaitu jarak publik, jarak sosial, jarak personal dan jarak akrab. Dapat dikatakan bahwa jarak yang diciptakan oleh individu dalam hubungannya dengan orang lain memperlihatkan tingkat keakraban di antara mereka. Kita menganggap orang lain berdasarkan jarak yang dibentuk orang itu dengan orang lainnya, atau jarak yang dibentuk orang itu dengan kita. Kita juga sanggup menetapkan persepsi kita dengan melihat cara orang mengatur ruang.
Petunjuk Kinesik
Dalam kehidupan sehari-hari kita kerap melaksanakan gerakan-gerakan yang mengandung arti, saat kita merumuskan persepsi terhadap semua gerakan tersebut. Persepsi yang didasarkan pada gerakan orang lain itu merupakan petunjuk kinesik. Dalam bahasa Indoensia, terdapat beberapa ungkapan yang mencerminkan persepsi kita perihal orang lain berdasarkan gerakan tubuhnya, menyerupai berikut:
Membusungkan dada – sombong
Menundukkan kepala – merendah
Berdri tegak – berani
Bertopang dagu – murung
Menadahkan tangan – memohon