Hello Effect : Teknik Belakang Layar Pencitraan Diri

 Setiap insan dalam berinteraksi tidak lepas dari tindakan saling menilai satu sama lain Hello Effect : Teknik Rahasia Pencitraan Diri
Hello Effect : Teknik Rahasia Pencitraan Diri

Teknik Memunculkan ”Hello Effect” Yang Baik

Setiap insan dalam berinteraksi tidak lepas dari tindakan saling menilai satu sama lain.Penilaian yang diberikan terkadang bersifat obyektif dan rasional, namun tidak jarang pula evaluasi itu diberikan secara subyektif dan irrasional. Banyak faktor yang biasa dijadikan landasan dalam penilaian-penilaian ini, baik itu evaluasi yang obyektif maupun evaluasi yang subyektif. Salah satu yang menjadi sangat kuat dalam evaluasi yang bersifatsubyektif ialah apa yang biasa kita kenal dengan istilah Hello Effect.


Apa yang dimaksud dengan Hello Effect ?

Hello Effect ialah bias sistematik dalam evaluasi terhadap suatu subyek, yang terjadi alasannya ialah melaksanakan generalisasi dari satu aspek evaluasi sehingga menghipnotis seluruh aspek penilaian. Hello Effect biasanya terjadi pada ketika pertemuan pertama. Terjadinya Hello Effect dikarenakan cara berpikir individu yang cenderung menciptakan kategorisasi-kategorisasi mengenai sifat manusia, yaitu kategorisasi sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk.

Percobaan menarik pernah dilakukan Harold Kelley pada tahun 1950. Ia menuliskan dua daftar kata sifat yang menggambarkan dosen tamu yang akan mengajar para mahasiswa yang menjadi objek penelitiannya.

Dua daftar kata itu ialah :



  1. Orang yang sinis, rajin, kritis, mudah dan teguh pendirian

  2. Orang yang ramah, rajin, kritis, mudah dan teguh pendirian



Hasilnya, para mahasiswa yang membaca daftar A mempunyai kesan sangat jelek perihal sang dosen tamu, jauh sekali bila dibandingkan dengan para mahasiswa yang membaca daftar B, padahal ibarat yang kita lihat, kata-katanya identik kecuali kata pertamanya. Begitu kita membaca kata pertama, semua kata lainnya tersaring melalui persepsi awal kita perihal dosen tamu ini, yaitu sinis atau ramah.

Percobaan menarik lainnya pernah dilakukan oleh tiga serangkai T.Higgins, WS. Rholes dan CR. Jones. Mereka membagi dua kumpulan obyek penelitian. Obyek penelitian pertama, sebelum dipertemukan dengan seseorang diperdengarkan kata-kata : sembrono, angkuh, suka menyendiri dan keras kepala. Sedangkan kelompok obyek penelitian yang lain diperdengarkan kata-kata : petualang, percaya diri, berdikari dan gigih.

Hasilnya, obyek penelitian yang diperdengarkan formasi kata-kata kasatmata akan memandang orang yang akan dipertemukan dengan mereka sebagai orang dengan huruf positif, dan sebaliknya obyek penelitian yang diperdengarkan kata-kata negatif akan memandang orang yang akan dipertemukan dengan mereka sebagaiorang dengan huruf negatif. Walaupun kata-kata ini tidak ada hubungannya dengan orang yang akan dipertemukan, akan tetapi alasannya ialah kata-kata itu beserta maknanya secara tidak sadar telah masuk ke dalam benak para obyek penelitian, dan karenanya diasosiasikan dengan orang yang ditemuinya kemudian.

Makara jikalau Anda ingin bertemu seseorang dan menciptakan kesan pertama yang mengagumkan,tanamkanlah kata-kata kasatmata pada orang itu sebelum Anda menemuinya, melalui cara apapun. Seperti hal nya seorang pembicara publik yang dalam penampilannya selalu didahului dengan musik dan prolog kata-kata kasatmata oleh pembawa program yang sanggup membantu sang pembicara menemui audiens dengan kesan yang positif. Sedemikian besarnya efek kesan pertama, menciptakan perusahaan-perusahaan yang peduli pada gambaran perusahaan selalu memaksimalkan desain kantor bab depannya menjadi menakjubkan untuk mengaitkannya dengan kondisi kantor secara keseluruhan.

Selain itu, hal penting yang dilarang dilupakan ketika menemui seseorang ialah Senyum. Sebuah senyuman mengandung empat hal penting yaitu : kepercayaan diri, kebahagiaan, antusiasme dan penerimaan terhadap orang lain. Orang tersenyum dianggap percaya diri alasannya ialah ketika seseorang gugup atau tidak yakin pada diri sendiri maka kecenderungannya ialah tidak tersenyum. Senyum menunjukkan kebahagiaan, sudah pasti.

Dan kecenderungan insan akan menyukai orang-orang yang bahagia. Senyuman menunjukkan antusiasme alasannya ialah senyuman menunjukkan bahwa kita senang bertemu dengannya, kita mempunyai harapan yang kuat untuk bertemu dengannya dan ia akan menganggap kita tertarik dengan hal-hal yang akan dibicarakan kemudian.

Dan terakhir, senyum menunjukkan penerimaan kita terhadap orang lain, alasannya ialah dengan senyum berarti kita senang mendapatkan kehadirannya dihadapan kita.

Bahasa badan juga tak kalah penting untuk diperhatikan. Tangan terbuka, wajah dan badan menghadap lurus kepada orang yang sedang berbicara ialah bahasa badan dasar yang penting dalam sebuah komunikasi.

Tangan tertutup atau menyilang mengisyaratkan penolakan atau proses defensif. Sedangkan wajah dan posisi badan tidak berhadapan lurus mengambarkan kita tidak fokus dan cenderung mengabaikan keberadaan orang yang kita ajak berbicara.

Namun, dibalik semua bahasa badan itu, satu hal yang penting untuk diingat ialah selalu berpikir kasatmata kepada siapapun yang kita temui akan menunjukkan suatu hal yang kasatmata dalam tampilan diri kita dimata orang yang kita temui.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel