10 Kota Mati Yang Telah Itemukan Di Dunia

1. Prypiat
Prypiat ialah sebuah kota besar di daerah terasing di Ukraina Utara, merupakan daerah perumahan para pekerja daerah nuklir Chernobyl. Kawasan ini mati semenjak terjadinya tragedi nuklir Chernobyl yang menelan hampir 50.000 jiwa. Setelah kejadian, lokasi ini mudah ibarat sebuah museum, menjadi bab dari sejarah Soviet. Bangunan apartement, kolam renang, rumah sakit, dan banyak bangunan yang lain hancur. Dan semua isi yang terdapat dalam bangunan tersebut dibiarkan ada di dalamnya, ibarat arsip, TV, mainan anak-anak, barang berharga, pakaian dan lain-lain semua ibarat kebanyakan milik keluarga-keluarga pada umumnya.

Penduduk hanya boleh mengambil dokumen penting, buku dan pakaian yang tidak tercemar oleh nuklir. Namun semenjak masa 21, tidak lagi ada barang berharga yang tertinggal, bahkan tempat duduk dikamar kecilpun dibawa oleh para penjarah, banyak dari bangunan yang isinya dirampok dari tahun ke tahun. Bangunan yang tidak lagi terawat, dengan atap yang bocor, dan bab dalam bangunan yang tergenang air di ekspresi dominan hujan, semakin menciptakan kota tersebut benar-benar menjadi kota mati. Kita sanggup melihat pohon yang tumbuh di atap rumah, pohon yang tumbuh di dalam rumah.

2. Kolmanskop
Kolmanskop ialah sebuah kota mati di selatan Namibia, beberapa kilometer dari pelabuhan Luderitz. Di tahun 1908 Luderitz mengalami demam berlian, orang-orang lalu menuju ke padang pasir Namib untuk mendapat kekayaan dengan mudah. Dalam dua tahun terciptalah sebuah kota yang megah lengkap dengan segala prasarananya ibarat kasino, sekolah, rumah sakit, juga dengan bangunan tempat tinggal yang langsung yang berdiri di lahan yang dulunya tandus dan merupakan padang pasir. Tetapi sehabis perang dunia pertama, jual beli berlian menjadi terhenti, ini merupakan permulaan berakhirnya semuanya.

Sepanjang tahun 1950 kota mulai ditinggalkan, pasir mulai meminta kembali apa yang menjadi miliknya. Papan metal yang kokoh roboh, kebun yang elok dan jalanan yang rapi dikubur dibawah pasir, jendela dan pintu bergeretak pada setiap engselnya, kaca-kaca jendela terpecah membelalak ibarat menandakan kehancuran pada hamparan pasir yang menjulang.

Sebuah kota mati gres telah dilahirkan, hingga dikala ini masih nampak sepasang banguna yang berdiri, juga terdapat bangunan ibarat sebuah teater masih dalam kondisi yang sangat baik, dan sisanya, rumah-rumah tersebut hancur digerus pasir dan menjadi formasi rumah-rumah hantu yang menakutkan.

3. Sanz Hill
Disebelah Utara Taiwan, terdapat sebuah kampung yang futuristic, pada awalnya dibangun sebagai sebuah tempat peristirahatan yang glamor bagi kaum kaya. Setelah terjadi banyak kecelakaan kerja yang fatal hingga banyaknya pekerja yang tewas pada masa pembangunannya, karenanya proyek tersebut dihentikan.

Setelah mengalami kesulitan dana dan kesulitan para pekerja yang mau mengerjakan proyek tersebut karenanya pembangunan resort tersebut benar-benar tidak boleh ditengah jalan. Desas-desus lalu bermunculan, banyak yang bilang daerah kampung tersebut menjadi tempat tinggal para hantu dari mereka yang sudah meninggal.

4. Craco
Craco terletak di daerah Basilicata dan provinsi Matera sekitar 25 mil dari teluk Taranto. Kota pertengahan ini memiliki area yang khas dengan dipenuhi bukit yang berombak-ombak dan hamparan pertanian gandum serta tumbuhan pertanian lainnya. Ditahun 1060 ketika kepemilikan lahan Craco dimiliki oleh uskup Arnaldo pimpinan keuskupan Tricarico, Hubungan yang berjalan usang dengan gereja membawa efek yang banyak kepada seluruh penduduk. Di tahun 1891 populasi penduduk Craco lebih dari 2000 orang, waktu itu mereka banyak dilanda permasalahan sosial dan kemiskinan yang banyak menciptakan mereka putus asa, antara tahun 1892 dan 1922 sekitar 1300 orang pindah ke Amerika Utara. Kondisi pertanian yang jelek ditambah dengan musibah gempa bumi, tanah longsor serta peperangan inilah yang menjadikan mereka bermigrasi massal.

Antara tahun 1959 dan 1972 Craco kembali diguncang gempa dan tanah longsor. Di tahun 1963 sisa penduduk sekitar 1300 orang karenanya dipindahkan ke suatu lembah erat Craco Peschiera, dan hingga kini Craco yang orisinil masih tertinggal dalam keadaan hancur dan menyisakan kebusukan sisa-sisa peninggalan penduduknya.

5. Oradour Sul Glane
Perkampungan kecil Oradour Sul Glane di Perancis menandakan sebuah kondisi keadaan yang sangat mengerikan. Selama perang dunia ke II, 642 penduduk dibantai oleh tentara Jerman sebagai bentuk pembalasan terhadap perlakuan Perancis waktu itu. Jerman yang waktu itu bergotong-royong berniat menyerang daerah di erat Oradour Sul Glane tapi karenanya mereka menyerang perkampungan kecil tersebut pada tanggal 10 Juni 1944. berdasarkan kesaksian orang-orang yang selamat, penduduk pria dimasukan kedalam sebuah gudang dan tentara jerman menembaki kaki mereka sehingga karenanya mereka mati secara pelan-pelan. Wanita dan belum dewasa yang dimasukan ke dalam gereja, karenanya semua mati tertembak ketika mereka berusaha keluar dari dalam gereja. Kampung tersebut benar-benar dihancurkan tentara Jerman waktu itu. Dan hingga dikala ini reruntuhan kampung tersebut masih berdiri dan menjadi saksi betapa kejamnya peristiwa yang terjadi dikala itu.

6. Gunkan Jima
Pulau ini ialah salah satu dari 505 pulau tak berpenghuni di Nagasaki Daerah Administratsi Jepang, sekitar 15 kilometer dari Nagasaki. Pulau ini juga dikenal sebagai “Gunkan Jima” atau pulau kapal perang. Pada tahun 1890 ketika suatu perusahaan (Mitsubishi) membeli pulau tersebut dan memulai proyek untuk mendapat batubara dari dasar bahari di sekitar pulau tersebut. Di tahun 1916 mereka membangun beton besar yang pertama di pulau tersebut, sebuah blok apartemen dibangun untuk para pekerja dan juga berfungsi untuk melindungi mereka dari angin topan.

Pada tahun 1959, populasi penduduk pulau tersebut membengkak, kepadatan penduduk waktu itu mencapai 835 orang per hektar untuk keseluruhan pulau (1.391 per hektar untuk daerah sentra pemukiman), sebuah populasi penduduk terpadat yang pernah terjadi di seluruh dunia. Ketika minyak tanah menggantikan batubara tahun 1960, tambang kerikil bara mulai ditutup, tidak terkecuali di Gunkan Jima, di tahun 1974 Mitsubishi secara resmi mengumumkan penutupan tambang tersebut, dan karenanya mengosongkan pulau tersebut. Pada tahun 2003 pulau ini dimbil sebagai setting film “Battle Royal II” dan mengilhami sebuah game popular “Killer7”.

7. Kadykchan
Kadykchan merupakan salah satu kota kecil di Rusia yang hancur dikala runtuhnya Uni Soviet. Penduduk terpaksa berjuang untuk mendapat saluran memperoleh air, pelayanan kesehatan dan juga sekolah. Mereka harus keluar dari kota itu dalam jangka waktu 2 minggu, untuk menempati kota lain dan menempati rumah baru. Kota dengan penduduk sekitar 12.000 orang yang rata-rata sebagai penambang timah ini dikosongkan. Mereka meninggalkan rumah mereka dengan segala perabotannya. Kaprikornus anda sanggup menemukan mainan, buku, pakaian dan banyak sekali barang didalam kota yang kosong ini.

8. Kowloon

Kota besar Kowloon yang terletak di luar Hongkong, China. Dulunya diduduki oleh Jepang selama perang dunia II, yang lalu diambil alih oleh penduduk liar sehabis Jepang menyerah. Pemerintahan Inggris ingin China bertanggung jawab terhadap kota ini, alasannya kota tersebut menjadi kota yang tidak beraturan dan tidak taat pada aturan pemerintah. Populasi tidak terkendali, penduduk membangun koridor lybirint yang setinggi jalan yang penuh tersumbat oleh sampah, bangunan yang sangat tinggi sehingga menciptakan cahaya matahari tidak sanggup menyinari. Seluruh kota disinari dengan neon.

Kota tersebut penuh dengan rumah pelacuran, kasino, rumah madat dan obat bius dan kokain, banyak terdapat makanan-makanan dari daging anjing dan juga terdapat pabrik-pabrik diam-diam yang tidak terganggu oleh otoritas.Keadaan ini karenanya berakhir ketika di tahun 1993, diambil keputusan oleh pemerintah Inggris dan otoritas China untuk menghentikan semua itu.

9. Varosha
Varosha ialah sebuah daerah yang tidak diakui oleh republic Cyprus Utara. Sebelum tahun 1974 Turki menginvasi Cyprus, daerah ini merupakan daerah wisata modern di kota Famagusta. Pada tiga dekade terakhir, kota ini ditinggalkan dan menjadi kota mati. Di tahun 1970-an, kota ini menjadi kota tujuan wisata utama di Cyprus. Untuk menunjukkan pelayanan yang memuaskan kepada para wisatawan, kota ini membangun banyak sekali bangunan glamor dan hotel. Ketika tentara Turki menguasai daerah tersebut, mereka menjaga dan memagari daerah tersebut, tidak boleh ada yang keluar masuk kota tersebut tanpa seijin dari tentara Turki dan tentara PBB. Rencana untuk kembali mengembalikan Varosha ke tangan kendali Yunani, namun rencana tersebut tidak pernah terwujud. Hampir selama 34 tahun kota tersebut dibiarkan dan tidak ada perbaikan. Perlahan bangunan-bangunan tersebut hancur, metal mulai berkarat, jedela pecah, dan akar-akar flora menembus dinding dan trotoar. Kura-kura bersarang di pantai yang ditinggalkan. Di tahun 2010 Pemerintahan Turki bermaksud untuk membuka kembali Varosha untuk para turis dan kota kembali sanggup didiami dan akan menjadi salah satu kota yang paling kuat di uatara pulau.

10. Agdam
Kota besar Agdam di Azerbaijan ialah salah satu kota besar yang populasi penduduknya mencapai 150.000 orang. Namun lalu hilang sehabis pada tahun 1993 sepanjang perang Nagorno Karabakh. Walaupun kota ini tidak secara langsung menjadi basis peperangan, namun kota ini tetap mendapat imbas dari perang tersebut, dengan menjadi korban dari perilaku para Armenians yang merusak kota tersebut. Bangunan-bangunan dirusak dan karenanya ditinggalkan penghuninya, hanya menyisakan masjid-masjid yang masih utuh berdiri. Penduduk Agdam sendiri sudah berpindah ke area lain, ibarat ke Iran.

*Sumber: isidunia.blogspot.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel