Psikologi Komunikasi - Pembentukan Dan Perubahan Perilaku Dalam Komunikasi

Manusia tidak terlepas dari interaksi sosial yang pada jadinya akan membentuk perilaku sosial. Interaksi sosial melibatkan individu dalam bereaksi membentuk pola perilaku terhadap banyak sekali objek psikologis yang dihadapinya. Pengalaman pribadi, kebudayaan, keberadaan dan imbas orang lain yang dianggap penting, institusi, lembaga-lembaga, emosi dan media massa menjadi faktor yang sanggup memengaruhi perilaku seseorang.

  • Pengalaman pribadi
Apa yang kita alami di lingkungan sosial dan interaksi sosial sanggup membentuk dan memengaruhi perilaku kita. Pembentukan kesan atau jawaban terhadap objek psikologis dalam interaksi sosial merupakan proses kompleks yang terjadi dalam diri individu. Dalam situasi emosional tertentu yang menekan sanggup terbentuk kesan negatif ketika impian tidak terpenuhi. Namun kalau stimulus lain terjadi dengan objek psikologis yang sama, mungkin kesan positif juga akan terbentuk. Sebagai contoh, Anda sedang terburu-buru untuk menuju suatu daerah kemudian menentukan untuk naik taksi X, pada dikala itu kebetulan supir gres yang melayani sehingga agak kebingungan untuk menemukan lokasi yang ingin dituju. Pengalaman ini membuat Anda membentuk kesan negatif terhadap taksi X, bukan semata-mata pada supirnya saja, bahwa pelayanan taksi X tidak memuaskan. Namun di hari lain, ketika Anda pulang kerja, kehujanan, banyak taksi yang menolak untuk memperlihatkan layanan kecuali taksi X, pengalaman ini akan membentuk kesan yang lain lagi, yaitu kesan positif. Dengan kata lain, perilaku akan lebih gampang terbentuk apabila pengalaman langsung terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi alasannya penghayatan terhadap pengalaman itu akan lebih mendalam dan berbekas lebih lama.

  • Pengaruh Kebudayaan

Kita hidup tidak lepas dari budaya. Kebudayaan telah memperlihatkan imbas yang sangat besar terhadap pembentukan perilaku kita sehingga sekarang. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah perilaku kita terhadap banyak sekali bencana dan problem yang kita hadapi. Kebudayaan memberi corak pengalaman individu-individu dalam masyarakat. Hanya kepribadian individu yang mapan dan besar lengan berkuasa yang pada jadinya sanggup memudarkan dominasi kebudayaannya dalam bentuk perilaku individual.

  • Orang yang dianggap penting
  1. Karena adanya faktor-faktor pada poin 1, maka komunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh perilaku dan pendapat yang ada, meskipun kadang kala berfungsi sebagai media pengubah;
  2. Bila komunikasi massa mengakibatkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas perilaku lebih umum terjadi daripada perubahan seluruh sikap;
  3. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah perilaku pada bidang-bidang di mana pendapat orang lemah, contohnya pada iklan komersial;
  4. Komunikasi massa cukup efektif dalam membuat pendapat wacana masalah-masalah gres bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh.

Rangsangan Emosional

Banyak penelitian komunikasi mengalami kesulitan untuk mengukur emosi manusia; sedih, bangga atau bahkan takut, yang dianggap sebagai akhir dari imbas media massa. Meski demikian, telah dirumuskan faktor-faktor yang sanggup memengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa, sebagai berikut:
  1. Suasana emosional
Suasana emosional yang mendahului terpaan stimuli sanggup mewarnai respon individu terhadap stimuli tersebut. Respon khalayak terhadap film, opera sabun dalam televisi, sandiwara atau isi dongeng pada novel sanggup dipengaruhi oleh suasana emosi khalayak. Oleh alasannya itu, imbas dari kandungan media tidak akan sama antara satu orang khalayak dan yang lainnya

  1. Skema kognitif
Skema kognitif ialah naskah yang ada pada pikiran kita untuk menjelaskan alur bencana yang dialami. Skema kognitif tidak selalu menurut pengalaman individu, sanggup juga berupa induksi lisan atau petunjuk pendahuluan yang menggerakkankerangka interpretif. Berkaitan dengan denah kognitif ini, muncul anggapan bapakah adegan atau dongeng yang disaksikan khalayak itu realita atau sekedar khayalan. Oleh alasannya itu, untuk mengurangi kemunculan gangguan emosional pada khalayak, ialah wacana literasi pada khalayak wacana isi kandungan pesan media, bahwa itu ialah fiktif atau kenyataan.

  1. Suasana terpaan

Coba bayangkan Anda menonton film Insidious tengah malam di rumah, sendirian. Apa yang sanggup Anda rasakan? Atau, ketika berencana menonton film Man of Steel, i. 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel