Psikologi Komunikasi - Komunikasi Intrapersonal: Memori Berpikir
Terdapat beberapa jenis memori yang dinyatakan oleh Jalaluddin Rakhmat (2011), sanggup dijelaskan sebagai berikut:
- Pengingatan (Recall): proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas. Jika Anda diberi pertanyaan dengan bentuk balasan uraian, maka Anda akan mencoba untuk mengingat kembali segala fakta dan pengetahuan yang tersimpan pada memori Anda.
- Pengenalan (Recognition): Terkadang agak sulit untuk mengingat sejumlah fakta yang pernah kita ketahui, lebih gampang untuk mengenalnya kembali. Misalnya dalam tes objektif atau pilihan “Siapakah nama Presiden RI pertama Soekarno atau Soeharto?” Anda hanya perlu mengenal satu di antara dua pilihan yang ada. Contoh ini yaitu dikala di mana seseorang memerlukan pengenalan, dan bukan pengingatan. Bedakan dengan jenis memori pada poin 1, di atas.
- Belajar lagi (Relearning): Menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah kita peroleh termasuk pekerjaan memori. Sebuah penelitian dilakukan terhadap anak yang masih kecil semenjak usia 15 bulan hingga 3 tahun, di Yunani. Pada usia 8 tahun, anak tersebut ditanya apakah masih ingat perihal kutipan-kutipan yang pernah didengarnya, dan anak tersebut menyampaikan tidak ingat; maka recall tidak terjadi di sini. Lalu, diperlihatkan kutipan-kutipan itu kepada anak tersebut, namun ia masih tidak ingat; recognition juga tidak terjadi. Kemudian, anak tersebut diminta untuk menghafal kutipan yang pernah diketahuinya dan yang tidak pernah diketahuinya, ternyata ia sanggup menghafal lebih cepat; ini kemudian disebut proses relearning.
- Redintegrasi (Redintegration): merekonstruksi seluruh masa kemudian dari satu petunjuk memori kecil. Suatu takbir pada malam Hari Raya sering membawa umat Islam pada kenangan-kenangan di masa kemudian yang berupa aroma, warna atau tempat. Keadaan inilah yang dinamakan redintegrasi, ketika konstruksi masa kemudian dikembalikan pada pemahaman yang sekarang.
Salah satu teori perihal memori informasi adalah Information Theory. Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage atau gudang inderawi, kemudian masuk pada short-term memory atau memori jangka pendek; kemudian dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory atau memori jangka panjang (Jalaluddin Rakhmat 2011: 65).
Short-term memory yaitu informasi yang diterima dan kemudian dikodingkan untuk kemudian sanggup diingat. Proses ini berlangsung singkat menyerupai Anda melihat nomor telepon di pamflet, kemudian Anda bermaksud untuk menghubungi nomor tersebut dan tersadar bahwa Anda tidak ingat seluruh angka pada dikala mendekati pesawat telepon. Kemampuan mengingat pada proses ini yaitu tujuh plus atau minus dua bit informasi.
Dicontohkan dalam buku Jalaluddin Rakhmat (2011), kita mungkin akan dengan gampang mengingat 8-1-6-5-4-2-2 namun akan mengalami kesulitan untuk mengingat 1-7-0-8-1-9-4-5-1-3-6-5. Ada cara gampang untuk mencar ilmu memperkuat memori ini dengan mengelompokkan informasi yang disebut sebagai chunk. Coba Anda menghafalnya dengan mengelompokkan angka-angka tersebut menjadi empat bagian: 17 08 1945 1365. Lebih mudah? Coba sebutkan nomor telepon Anda sendiri. Bagaimana cara Anda menyebutkannya? Coba minta rekan Anda menyebut kembali nomor telepon itu, apakah dengan pembagian chunk yang sama?
Bila suatu informasi sanggup dipertahankan pada Short-term memory, maka kemudian informasi tersebut akan masuk pada Long-term memory yang pada umumnya kita kenal sebagai ingatan yang mencakup periode penyimpanan informasi semenjak semenit hingga seumur hidup (Jalaluddin Rakhmat 2011: 65).