Makalah Ayat Makkiyah Dan Madaniyah

PENGERTIAN MAKKIYAH & MADANIYAH 


Cara memilih Makki dan Madani :
Untuk mengetahui dan memilih makki dan madani para ulama bersandar pada dua cara utama :

  • Manhaj sima`i naqli ( metode pendengaran ibarat apa adanya ) dan
  • Manhaj qiyasi ijtihadi ( menganalogikan dan ijtihad ).

Cara sima'i naqli : didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat yang hidup pada ketika dan menyaksikan turunnya wahyu. Atau dari para tabi`in yag mendapatkan dan mendengar dari para sahabat sebagaiamana, dimana dan insiden apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu. Sebagian besar penentuan makki dan madani itu didasarkan pada cara pertama. Dan cotoh-contoh diatas yaitu bukti paling baik baginya. Penjelasan perihal penentuan tersebut telah memenuhi kitab-kitab tafsir bil ma`tsur. Kitab asbabun Nuzul dan pembahasan-pembahasan mengenai ilmu-ilmu Qur`an.


Cara qiysi ijtihadi : didasarkan pada ciri-ciri makki dan madani. Apa jikalau dalam surah makki terdapat suatu ayat yang mengandung ayat madani atau mengandung persitiwa madani, maka dikatakan bahwa ayat itu madani. Dan sebaliknya. Bila dalam satu surah terdapat ciri-ciri makki, maka surah itu dinamakan surah makki. Juga sebaliknya. Inilah yang disebut qiyas ijtihadi.

 Untuk mengetahui dan memilih makki dan madani para ulama bersandar pada dua cara utama Makalah Ayat Makkiyah dan Madaniyah

PERHATIAN ULAMA TERHADAP MAKKIYAH & MADANIYAH


Para ulama begitu tertarik untuk memeriksa surah-surah makki dan madani. Mereka meneliti Qur`an ayat demi ayat dan surah-demi surah untuk ditertibkan, sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, kawasan dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkan antara waktu, kawasan dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang menawarkan pada peneliti obyektif, citra mengenai penyelidikan, ilmiah perihal ilmu makki dan madani. Dan itu pula sikap ulama kita dalam melaksanakan pembahasan-pembahasan terhadap aspek kajian Qur`an lainnya.

Yang terpenting dipelajari para ulama dalam pembahasan ini yaitu :

  1. Yang diturunkan di mekkah,
  2. Yang diturunkan di madinah,
  3. Yang diperselisihkan,
  4. Ayat-ayat makiah dalam surah-surah madaniah,
  5. Ayat-ayat madinah dlam surat makkiah,
  6. Yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani,
  7. Yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani,
  8. Yang serupa dengan yang diturunkan di mekkah ( makki ) dalam kelompok madani,
  9. Yang serupa dengan yang diturunkan di madinah ( madani ) dalam kelompok makki;
  10. Yang dibawa dari mekkah ke madinah,
  11. Yang dibawa dari madinah ke mekkah,
  12. Yang turun di waktu malam dan siang,
  13. Yang turun dimusim panas dan dingin,
  14. Yang turun diwaktu menetap dan dalam perjalanan.

Inilah macam-macam ilmu Qur`an yang pokok, berkisar disekitar makki dan madani, oleh lantaran dinamakan ` ilmul makki dan madani` .

PERBEDAAN MAKKI DAN MADANI

Untuk membedakan makki dan madani, para ulama memiliki tiga cara pandangan yang masing-masing memiliki dasarnya sendiri.

1) Pertama: Dari segi waktu turunnya.

Makki yaitu yang diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan dimekkah. Madani yaitu yang turun setelah hijrah meskipun bukan di madinah. Yang diturunkan setelah hijrah sekalipun dimekkah atau Arafah yaitu madani
Contoh : ayat yang diturunkan pada tahun penaklukan kota makkah , firman Allah: `Sesungguhnya Allah menyuruh kau memberikan amanat kepada yang berhak…` ( an-Nisa` : 58 ). Ayat ini diturunkan di mekkah dalam ka`bah pada tahun penaklukan mekkah. Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut. Karena ia lebih menawarkan kepastian dan konsisten.

2) Kedua : Dari segi kawasan turunnya.

Makki yaitu yang turun di mekkah dan sekitarnya. Seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madani ialah yang turun di madinah dan sekitarnya. Seperti Uhud, Quba` dan Sil`. Pendapat ini mengakibatkn tidak adanya pembagian secara konkrit yang mendua. Sebab yang turun dalam perjalanan, di Tabukh atau di Baitul Maqdis tidak termasuk kedalam salah satu bagiannya, sehingga ia tidak dinamakan makki ataupun madani. Juga mengakibatkan bahwa yang diturunkan dimakkah setelah hijrah disebut makki.

3) Ketiga : Dari segi target pembicaraan.

Makki yaitu yang seruannya ditujukan kepada penduduk mekkah dan madani ditujukan kepada penduduk madinah. Berdasarkan pendapat ini, para pendukungnya menyatakan bahwa ayat Qur`an yang mengandung seruan yaa ayyuhannas ( wahai insan ) yaitu makki, sedang ayat yang mengandung seruan yaa ayyu halladziina aamanuu ( wahai orang-orang yang beriman ) yaitu madani.
Namun melalui pengamatan cermat, nampak bagi kita bahwa kebanyakan surah Qur`an tidak selalu dibuka dengan salah satu seruan itu, dan ketentuan demikianpun tidak konsisten. Misalnya surah baqarah itu madani, tetapi didalamnya terdapat ayat makky.

KETENTUAN & CIRI-CIRI KHAS MAKKI DAN MADANI


Para ulama telag meneliti surah-surah makki dam madani; dan menyimpulkan beberapa ketentuan analogis bagi keduanya, yang menunjukan ciri-ciri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang dibicarakannya. Dari situ mereka sanggup menghasilkan kaidah-kaidah dengan ciri-ciri tersebut.

Ketentuan Surat Makkiyah .



  1. Setiap surah yang didalamnya mengandung `sajdah` maka surah itu makki.
  2. Setiap surah yang mengandung lafal ` kalla` berarti makki. Lafal ini hanya terdapat dalam separuh terakhir dari Qur`an dan di sebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surah.
  3. Setiap surah yang mengandung yaa ayyuhan naas dan tidak mengandung yaa ayyuhal ladzinaa amanuu, berarti makki. Kecuali surah al-Hajj yang pada simpulan surah terdapat ayat yaa ayyuhal ladziina amanuur ka`u wasjudu. Namaun demikian sebagian besar ulama beropini bahwa ayat tersebut yaitu makki.
  4. Setiap surah yang menngandung cerita para nabi umat terdahulu yaitu makki, kecuali surah baqarah.
  5. Setiap surah yang mengandung cerita Adam dan iblis yaitu makki, kecuali surat baqarah.
  6. setiap surah yang dibuka dengan huruf-huruf abreviasi ibarat alif lam mim, alif lam ra, ha mim dll, yaitu makki. Kecuali surah baqarah dan ali-imran, sedang surah Ra`ad masih diperselisihkan.


Tema & Gaya Bahasa Surat Makkiyah


Dari segi ciri tema dan gaya bahasa, ayat makky dapatlah diringkas sebagai berikut :

  1. Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari simpulan zaman dan kengeriannya, neraka dan siksanya, nirwana dan nikmatnya, argumentasi dengan orang musyrik dengan menggunkan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniah.
  2. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan ahlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat, dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara dzalim. Penguburan hidup-hidup bayi wanita dn tradisi jelek lainnya.
  3. Menyebutkan cerita para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelaran bagi mereka sehingga megetahui nasib orang yang mendustakan sebelum mereka, dan sebagai hiburan buat Rasulullah SAW sehingga ia tabah dalam mengadapi gangguan dari mereka dan yakin akan menang.
  4. Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat keras. Menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, ibarat surah-surah yang pendek-pendek . dan perkecualiannya hanyasedikit.

Ketentuan Surat Madaniyah

  1. Setiap surah yang berisi kewajiban atai had ( hukuman ) yaitu madani.
  2. Setiap surah yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik yaitu madani, kecuali surah al-ankabut yaitu makki.
  3. Setiap surah yang didalamnya terdapat obrolan dengan jago kitab yaitu madani.
Tema dan Gaya Bahasa surat Madaniyah. Dari segi ciri khas, tema dan gaya bahasa, dapatlah diringkaskan sebagai berikut :

  1. Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, kekerabatan sosial, kekerabatan internasiaonal baik diwaktu tenang maupun perang, kaidah aturan dan perkara perundang-undangan.
  2. Seruan terhadap jago kitab, dari kalangan yahudi dn nasrani. Dan undangan kepada mereka untuk masuk Islam, klarifikasi mengenai penyimpangan mereka, terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran, dan perselisihan mereka setelah ilmu tiba kepada mereka lantaran rasa dengki diantara sesama mereka.
  3. Menyingkap sikap orang munafik, menganalisi kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
  4. Suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan dan sasarannya.


FAEDAH MENGETAHUI MAKKI DAN MADANI


Pengetahuan perihal makkiyah dan madani banyak faedahnya diantaranya:
Pertama : Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Qur`an,

Sebab pengetahuan mengenai kawasan turun ayat sanggup membantu memahami ayat tersebut dan menmafsirkannya dengan tafsiran yang benar. Sekalipun yangmenjadi pegangan yaitu pengertian umum lafadz, bukan lantaran yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang penafsir sanggup membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang mansukh, jikalau diantara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang tiba kemudian tentu merupakan nasikh yang tedahulu.

Kedua : Meresapi gaya bahasa Alquran dan memanfaatkannya dalam metode dakwah menuju jalan Allah.

Sebab setiap situasi memiliki bahasa tersendiri. Memperhatikan apa yang dikehendaki oleh situasi merupakan arti peling khusus dlam retorika. Karakteristik gaya bahasa makki dan madani dalam Alquran pun menawarkan kepada orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan kejiwaan lawan berbicara dan menguasai pikiran dan perasaaannya serta menguasai apa yang ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan.

Ketiga : Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Qur`an.

Sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik dalam periode mekkah maupun madinah. Sejak permulaan turun wahyu sampai ayat terakhir diturunkan. Qur`an yaitu sumber pokok bagi peri hidup Rasulullah SAW, peri hidup dia yang diriwayatka ahlli sejarah harus sesuai denga Quran; dan Qur`an pun menawarkan kata putus terhadapa perbedaan riwayat yang mereka riwayatkan.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel