Hubungan Filsafat, Ilmu Dan Agama : Mencar Ilmu Filsafat

Filsafat dan Ilmu Pengetahuan serta Agama Hubungan Filsafat, Ilmu dan Agama : Belajar Filsafat
Filsafat dan Ilmu Pengetahuan serta Agama
  
  Bandingan Antara Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan
  Persamaannya
·         Keduanya mempersoalkan dilema hidup dan dunia
·         Keduanya mengandalkan nalar pikiran/rasio
·         Keduanya bertujuan mencari kebenaran
  
  Perbedaannya :

Filsafat
Ilmu Pengetahuan
1.       Mempelajari keseluruhan hidup dan minat secara sistematika dan koheren.
1.       Mempelajari realitas yang bersifat empiris dalam satu bidang saja.
2.       Mengkaji objeknya secara spekulatif dan kritis dengan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, darimana, dan kemana segala sesuatunya.
2.       Mengkaji objeknya dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana saja.
3.       Mengkaji objeknya secara mendalam dan sedalam-dalamnya.
3.       Mengkaji objeknya hanya secara mendalam saja.
4.       Mengkritisi kajiannya secara rasional spekulatif.
4.       Mengkritisi kajiannya secara rasional empiris.
5.       Mengkaji dilema nonfaktawi yang tidak perlu dikaji secara empiris dan pembuktian dengan eksperimen.
5.       Mengkaji dilema faktawi  dan empiris yang dapat dibuktikan dengan eksperimen.
6.       Mencari kebenaran filosofis
6.       Mencari kebenaran ilmiah (science truth)

  Bandingan Filsafat/Ilmu dengan Agama
  Persamaannya
·         Filsafat/Ilmu dan agama mempersoalkan dilema hidup dan dunia.
·         Filsafat/ilmu dan agama sama-sama mengkaji perihal kebenaran.

  Perbedaannya


Filsafat/Ilmu
Agama
1.       Bermula dengan perilaku tidak percaya (skeptis)
1.       Bermula dengan perilaku percaya (iman)
2.       Pelita terletak di otak (rasio)
2.       Pelita terletak di hati (kalbu)
3.       Mengkaji objeknya perihal hidup di dunia saja
3.       Mengkaji objeknya perihal hidup di dunia dan akhirat
4.       Sumbernya berdasar pada rasio dan pengalaman empiris
4.       Sumbernya berdasar pada wahyu Tuhan
5.       Bertujuan mencari kebenaran
5.       Memberikan kebenaran
6.       Mencapai kebenaran filosofis dan ilmiah yang tidak mutlak kebenarannya.
6.       Mencapai kebenaran mutlak (absolute truth)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel