4 Generalisasi Yang Buat Islam Kacau
Untuk menghalangi kemajuan Islam, ada aneka macam hal yang menciptakan umat Islam disibukkan dengan perselisihan dan konflik yg tak berujung pangkal. baik sebab umat Islam sendiri mau pun dari tangan2 luar yg memang ingin mengacaukan Islam. ada banyak metode, cara, dan contoh yg dipakai oleh musuh2 Islam untuk mengacaukan Islam. salah satunya melalui pembentukan falasi opini; generalisasi!
generalisasi yaitu penyamarataan, alias main pukul rata. padahal rumus logikanya jelas; generalisir (main pukul rata) selamanya INVALID. Tetapi ironisnya, falasi ibarat ini banyak menjangkiti kepala orang Islam. dan ini pula salah satu alasan utama Islam kacau balau ibarat sekarang. beberapa bentuk falasi generalisasi ini di antaranya adalah:
- Islam = Arab
tentu saja niru2 orang Arab ini tidak salah. yang salah kalau menganggap bahwa semua yg berbau Arab itu yaitu Islam itu sendiri. sehingga kalau gak ibarat orang Arab, berarti bukan orang Islam. lah itu ada budaya ngubur anak wanita dan perbudakan di Arab, emang itu juga Islam...?
inilah yg lucu dan menyedihkan. padahal jelas, Arab itu urusannya dgn demografi dan ras, bukan aqidah (Islam).
- Madzhab = Agama
ironisnya, sekelompok orang yg terkena virus falasi ini berfantasi bahwa 'madzhab' yg dianutnya yaitu agama itu sendiri. sehingga siapa pun yg tidak mengikuti metode dan caranya (madzhabnya) berhak divonis tidak beragama (Islam). inilah yg kemudian melahirkan sikap takfirisme; suka mengkafirkan selainnya, hingga pada titik menghalalkan darah orang yg berbeda dengan kelompok/madzhabnya, dan merasa berpahala saat memenggal kepala kelompok lain. naudzubillah...
padahal, kalau mau objektif, yang benar-benar layak mengaku Islam itu, dan yang paling benar ya cuma Nabi Muhammad Saw. kaerna dia yg membawa risalah Islam sendiri. selain Nabi Muhammad Saw (setelah Nabi Muhammad Saw), bagaimana pun tak lebih dari orang-orang yang ingin mengikuti jejak Nabi dgn cara menafsirkan anutan Nabi. secanggih apa pun perjuangan tafsirannya, terperinci tak dapat menyamai keotentikan anutan Nabi. tapi minimal mendekati keotentikan (orisinalitas) anutan Islam yg berasal dari Nabi.
perjuangan untuk menafsirkan Islam inilah yg disebut 'madzhab'. so, santai aja bro. sesama orang yg menafsirkan, gak usah sok paling bener sendiri. apalagi begaya mengkafirkan orang lain. krn yg paling bener niscaya Nabi Muhammad Saw, bukan ente!
- Wahhabi = Salafi
di Indonesia sendiri, jauh2 hari sebelum Wahhabi muncul, pesantren2 di sudut-sudut kampung Indonesia aneka macam yg menamakan diri sebagai Pesantren Salafiyyah. tetapi kini ini, kelompok2 Wahhabi yg ekstrim dan takfiri (Wahhabi yg moderat dan toleran sih tidak mengkafirkan), dalam upayanya mengkafirkan kelompok lainnya (tak hanya Syi'ah yg dikafirkan, Wahhabi takfiri tak segan2 menyerang Sunni, terutama berkaitan dgn ajaran2 ziarah yg dituding syirik, sholawatan, maulidan, dan ajaran2 untuk mengagungkan Nabi dan Keluarganya sbg bid'ah? biar kondusif mrk seringkali mencatut nama Salafi sbg embel-embelnya supaya didukung oleh masyarakat luas yg mempunyai penghormatan pada generasi Salaf.
padahal Wahhabi terperinci BUKAN Salafi!
Bahkan, Organisasi Islam Sunni terbesar di dunia, Nahdhatul Ulama (NU) sendiri lahir sebab ulah Wahhabi takfiri ini. sebagaimana diterangkan oleh ketua umum PBNU sendiri:
"Harus diingat bahwa berdirinya NU itu yaitu sebab sikap Wahabi. Wahabi mau bongkar kuburan Nabi Muhammad, KH Hasyim bikin Komite Hijaz. Waktu itu yang berangkat Kiai Wahab, Haji Hasan Dipo (ketua PBNU pertama), KH Zainul Arifin membawa suratnya Kiai Hasyim ketemu Raja Abdul Azis mohon, mengharap, atas nama umat Islam Jawi, mohon jangan dibongkar kuburan Nabi Muhammad. Pulang dari sana gres mendirikan Nahdlatul Ulama. Kaprikornus memang dari awal kita ini sudah bentrok dengan Wahabi. Lahirnya NU didorong oleh gerakan Wahabi yang bongkar-bongkar kuburan, situs sejarah, mengkafir-kafirkan, membid’ah-bid’ahkan sikap kita, amaliah kita. Tadinya membisu saja, begitu yang mau dibongkar makam Nabi Muhammad, gres KH Hasyim perintah bentuk komite tersebut."
- Syi'ah = Iran
tapi benarkah begitu? ternyata tidak. Syi'ah sudah usang ada di bumi pertiwi. jauh2 hari sebelum Iran jejak2nya sangat banyak. mulai dari Tabuik, bubur merah putih, program Asyuro, Syi'ah Kuala, dan banyak lagi. bahkan (meski masih diperdebatkan) tercatat Islam yg masuk pertama mewarnai bangsa Indonesia yaitu Islam Syi'ah yg kental dgn nuansa esoterisnya.
di Timur Tengah sendiri, dominan yaitu Muslim Syi'ah. hingga dikatakan jikalau anda bertemu dengan 3 orang, maka niscaya 2 orangnya yaitu Muslim Syi'ah. di Libanon sendiri, meski yg berkuasa yaitu Hizbullah yg notabenenya Syi'ah, kelompok2 lain tetap kondusif dan hidup berdampingan.