Filsafat Islam : Abad Laluku Yang Tak Pernah Terjadi
Waktu Penaku, Ruang Kertasku, Aku Segalanya |
Jumpa lagi tiada bukan dan tiada lain Rahman Wangsyah, setelelah postinganku yang kemudian yaitu Ketika kerikil menikahi pasir, pada kesempatan kali ini saya akan sedikit berargumentasi ihwal Sejarah, sesungguhnya postingan ini yaitu sebuah jawaban(Argumentasi) yang tidak tersampaikan pada ketika Jam kuliah kemaring.
Oleh alasannya yaitu itulah, Argumentasi ini saya posting di blog, barangkali ada ilmu yang sanggup teman-teman tangkap dari sini, ok eksklusif saja, menyerupai judul diatas "Masa Laluku yang tak pernah terjadi", Sedikit ganjil namun akan logis kalau sahabat meluangkan beberapa menit untuk membaca argumentasiku ini.
Masalah ini berawal ketika membahas sejarah, oleh alasannya yaitu itu mari kita akan menjawab pertanyaan berikut
- Apa itu sejarah?
Secara etimologi kata sejarah mempunyai akar kata dari bahasa Arab yaitu syajarah, dari kata syajaratun yang artinya pohon. Istilah syajarah diserap oleh bahasa-bahasa lain menjadi historia (Latin), history (Inggris), histoire (Perancis), geschiedenis (Belanda), dan lain-lain. Kata syajarah yang telah bermetamorfosis sejarah masuk ke dalam perbendaharaan bahasa Indonesia melalui bahasa Melayu.Makna kata pohon,pada masa kemudian selalu di hubungkan dengan keturunan,atau asal undangan keluarga raja atau dinasti tertentu.Di atas yaitu pengertian sejarah secara bahasa yang saya kutip dari wikipedia, jadi secara umum sejarah yaitu Peristiwa yang terjadi pada masa lampau. munculah sebuah pertanyaan "Apakah sejarah ada ketika insan ada atau sebelum insan ada?"
Jika sejarah ada ketika insan ada/manusia dulu gres sejarah maka yang terjadi yaitu kefatalan pada definisi sejarah tersebut, tentu saja fatal alasannya yaitu menyalahi penjelesannya sendiri, metafora sederhananya seolah-olah insan harus berjalan kedepan untuk meninggalkan jejak di belakangnya/atau membuat sejarah, maka yang terjadi seolah-olah sejarah itu masa depan atau sejarah itu ada di depan.
Jika sejarah ada terlebih dahulu sebelum manusia, hal ini juga menyalahi definisi sejarah di atas, siapa yang membuat sejarah? siapa yang akan mengkomsumsi masa lalu? siapa yang akan menuliskan sejarah?
Jadi sesungguhnya siapa yang salah disini? tidak ada yang salah, mungkin penetapan definisi Sejarahlah yang kurang tepat, kenapa kurang tepat? jelas-jelas dan paling umum sejarah definisinya begitu kok, dan di dalam kamus bahasa indonesia sejarah itu adalah kejadian dan bencana yang benar-benar terjadi pada masa lampau. yah memang benar begitulah definisi dari KBBI, apakah salah kalau beropini ihwal apa yang kita kurang setujui? dan inilah pendapatku "KBBI kurang sempurna dalam mendefinisikan Sejarah" kalau salah berarti kita sudah menyalahi ihwal "Kebebasan berpendapat" hehe.
Jadi berdasarkan saya pribadi, "Sejarah yaitu bencana yang terjadi pada poros perputaran Waktu dan Ruang" (Ini pribadi kawan, jadikan saja acuan sampingan, namun kalau anda ekstreme gilanya. boleh join kok, hehe)
Berikut kesimpulan yang akan kita dapatkan kalau definisi sejarah sesuai dengan pendapatku:
- Jadi kalau berbicara ihwal adanya sejarah sesudah adanya manusia, maka sejarah ada ketika insan menemukan (Sepakat) akan adanya sejarah. jadi adanya sejarah ketika insan sepakat bahwa "hal ini" dikatakan sejarah, loh, jadi sebelum di sepakati sejarah itu tidak ada? iya jelas, alasannya yaitu sebelum disepakati yang ada hanya "hal ini" hehe sederhananya "Apinya tetap ada, namun panasnya gres akan diketahui ketika kita menyentuh api tersebut/mendekatinya" sama halnya tuh mahluk yang dikatakan KBBI, mungkin KBBI gres mendekati apinya, kini kita eksklusif pacara apinya, cie hehe,
- Jika berbicara ihwal ketiadaanya sejarah, maka tiadanya kalau waktu berhenti berputar serta ruang tak bernafas lagi, jadi rubahlah bencana yang terjadi di masa lampau menjadi masa lampau yang punya bencana hehe (Waktu dan Ruang bukan berjalan dan bertempat pada sejarah namun sebaliknyalah)
- Jika berbicara pelaku sejarah, kalau hanya insan sebagai pelaku sejarah, sejarah dinosaurus mau di kemanakan? makanya segala sesuatu yang mencakup ruang dan waktu punya hak untuk membuat sejarah. (cth: Patung bersejarah, rumah bersejarah, mantan bersejarah, haha) pada dasarnya disini "Waktu yaitu pena, ruang yaitu selembar kertas"
Nah di atas yaitu kesimpulan yang akan sahabat dapatkan kalau memakai definisiku ihwal sejarah secara universalnya dan lagi definisi ini sudah singkron dengan agama islam, hehe, kenapa? alasannya yaitu sesuai dengan Al-qur'an. hahaha :D kok bisa?
Jadi begini, sebagaimana yang telah saya simpulkan di atas bahwa sejarah mencakup segalanya baik ke depan ataupun ke belakang kecuali Tinta penanya telah habis (Secara Syariat), maka hal ini juga membetulkan ihwal takdir yang telah ditentukan oleh Tuhan, yang berarti bahwa kita berjalan ke masa depan yang sesungguhnya telah terjadi atau tergariskan, padahal kan belum terjadi, hehe pola kecilnya besok hari kamis, mau tidak mau kita jalani pada alhasil besok hari kamis kan hehe, seolah-olah sejarah terletak pada masa depan, andai kata sahabat tau kapan sahabat akan mati, tarulah saya akan mati besok, nah disini saya tidak punya pilihan (sama halnya waktu), namun saya punya kehendak untuk menentukan bagaimana cara saya mati, ketika inilah saya menentukannya, pola ketika ini saya mencuri, maka besok saya akan mati alasannya yaitu dipukul massa akhir ketahuan mencuri hati istri tetangga,cieee (Bukanji kita sa'dang, andai-andaikuji), hehe. Sadis (NB: sa'dang yaitu tetanggaku, serius :D) begitupun sebaliknya terkadang kita membuat masa lampau pada ketika masa depan atau masa sekarang, wah bagaimana caranya? emang bisa? hehe bagiku bisa, pola kecilnya ketika saya mengingat masa-masa indah waktu bersama si doi di masa kemudian yang tidak pernah terjadi (membayangkan pacarnya orang ketika ini menjadi pacar kita yang direbut oleh pacarnya ketika ini hehe, pusing?)
Nah itu di atas pola pembenaran sejarah versiku terhadap al-Qur'an, haha sesungguhnya masih banyak sobat, namun apa daya, Kopipun telah hangus, jemari-jemariku tak sanggup menahan godaan iblis tersayang (Terkutuk sudah banyak, kasihan sama iblisnya hehe)
Ok biar bermanfaat sahabat.