Filsafat : Hakikat Cinta ( Apa Itu Cinta )
Hakikat cinta filsafat cinta apa itu cinta |
Kos itu hari, entah itu siang atau malam, Ping-ping adakalanya begitulah bunyi hp saya, namun dewa berkata lain. Terkarenakan hp saya speakernya rusak hehe jadinya pring-pring, tanda ada chat yang masuk, perlahan saya membukanya dengan gaya khas seorang Rhamly, ternyata sebuah broadcast dari salah satu kontak BBM, isinya begini “Apa itu cinta?”, wah pusing dikala itu yang saya rasakan, apa yah cinta itu? Tanya dalam dimensi fikiran ini, ok kita ke topik.
Apa itu cinta?
Di atas ialah pertanyaan sederhana, namun bisa menciptakan anda pusing ketika ingin menjelaskan apa itu cinta, Sahabat coba hadirkan tanya dalam dimensi pemikiran teman “apasih cinta itu?”, kemaring saya nonton film india di MNCTV, jikalau tidak salah. Katanya cinta itu hanya terjadi satu kali seumur hidup, katanya jikalau lagi jatuh cinta seolah-olah anda mendengar music romansa, tapi sepengalaman saya setiap saya melihat seorang perempuan entah kenapa saya selalu mendegarkan lagu HipHop, hehe itu alasannya saya memang pada dikala itu mendengarkan music yang dibawakan oleh Thufail Al-Ghifari, salah satu penyanyi favorit saya, hehe. Kembali ke topik, apa benarkah demikian? Mungkin jawab saya itu tergantung anda, bisaja saja orang yang lain berbeda dengan yang lain dikala jatuh cinta, jadi apa sebetulnya cinta itu?
Sebelum menjawab apa cinta itu, ada baiknya kita membahas siapa yang pertama kali bahwa suatu perasaan yang muncul di sepakati dengan kata CINTA? Hehe, jawabannya saya tidak tau, mungkin anda tau? Jika anda tau selamat anda ialah insan Super. Berhubung alasannya kita tidak tau, hal ini jadikanlah PR buat anda, anda tidak maukan memakai komitmen yang asal-usulnya tidak tau (Sama dengan iktikad anda kebanyakan “keyakinan buta katanya master Mentalis yang pernah saya temui”) bagiku cinta ialah salah satu bahasa tuhan, namun kenyataan berkata lain sama halnya dalam perkara Agama (Khusus yang beragama) “Mengkafirkan sesama manusia, namun kata Kafir hanya Tuhanlah yang berhak atas itu semua”, kembali ketopik, apa itu cinta?
Teringat waktu zaman maba dulu di Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik, salah satu senior saya masuk keruangan untuk mengisi jam pelajaran yang kosong dikala itu, lontaran pertanyaan pertama beliau menyampaikan apa itu cinta? Jawab sobat saya “Cinta tak sanggup di definisikan kak”, “Nah, itu suatu definisi” tanggapan balik dari senior (Pematahan argument hehe). Namun andai kata pengetahuan saya dikala itu menyerupai kini saya akan menanggapi argument abang senior saya “Syarat definisi ialah dihentikan mengulang kata yang dijelaskan” tentu itu benar, namun kita balik lagi ke topic artikel ini, Apa itu cinta?
Seiring kata “kita kembali ketopik, apa itu cinta?” maka anda akan pusing hehe, jikalau berfikir, jadi setia ada pertanyaan apa itu cinta? Anda akan pusing jadi kita simpulkan “CINTA itu Pusing”, jadi benarkah cinta itu pusing? Kenapa kita harus setuju demikian? Hehe alasannya setiap kita berfikir cinta niscaya kita pusing, jadi kenapa ambil pusing lagi hehe. Intinya ketika Cinta dijelaskan, atau semakin banyak teori wacana cinta yang anda dalami sebetulnya anda semakin jauh dari cinta, kenapa demikian? Kita metaforakan orang yang berguru Tasawwuf, semakin banyak teori sebetulnya mereka semakin susah memahami Tasawwuf, alasannya tasawwuf tujuan balasannya bukan pengetahuan, namun sebuah rasa, sebuah praktek. Bukan Tau.
Oleh alasannya itu ketika kita mencicipi yang namanya jatuh cinta, kita seolah-olah tau apa itu cinta(merasakan) namun beda kalanya dikala kita ingin menjelaskan apa itu cinta, hehe niscaya anda pusing bahkan pada dikala anda jatuh cinta sekalipun kemudian tiba-tiba tiba pertanyaan apa itu cinta? Anda mungkin sulit dalam menjawabnya, atau menjawabnya namun anda rasa kurang sempurna menyerupai yang anda rasakan, mengapa demikian? Karena Cinta bukan Pengetahuan melainkan sebuah Rasa. Rasa dan Tau, Hati dan Pikiran, Tasawwuf dan Filsafat.
“Cinta ialah pusing”